Saat sedang mandi, HP bunyi. Karena sedang ada telepon yang ditunggu, hentikan sejenak mandinya, ambil telepon. Hmmm.... anak-anak. Segera saja menelepon balik.Me: "Assalamualaikuum.... ada apa sayang...."
Si besar: "Ibu, besok libur kan? Bolehkah bermain sepuasnya? Nanti belajarnya hari Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis nya aja?" Tentunya dengan suara yang manja. Yang jika aku menutup mata, dapat kubayangkan kerjap di matanya, tangannya yang mengatup di depan dada, berdiri dekat denganku, membuatku selalu ingin memeluknya. :) Ah, mereka selalu tahu, bagaimana cara membujuk ibunya. Hahaha....Kemarin ayahnya lapor. Ada ujiannya yang nilainya 70 sekian. Ditanya pelajaran apa, pelajaran yang biasanya dia kuasai. Jadi, setelah negosiasi dengan mereka, hasilnya adalah reduksi waktu main. Dan hari ini, besok libur, ibu masih semedi. Mereka memilih untuk meminta izin, bolehkah bermain. Kagum, pada kesungguhan mereka menjalankan kesepakatan bersama. Kita saja yang dewasa, menganggap kesepakatan itu sebagai "jika dilanggar pun kamu akan mengerti". Sepertinya saya harus belajar dari mereka. :)
0 Comments
Kamu tahu, yang membuat mahasiswa terhambat dalam menuliskan tugas akhirnya adalah: 1. Ga suka ama topiknya 2. Kurang membaca (Tere Lije, 2013)
Hahahaha.... berasa ditabok ga tuh Fa? Pasti mau bilang (1) kan? Wew.... Enjoy ur risk.... mari belajar mencintai hal yang paling kita benci sekalipun, selama itu bermanfaat. *tarik napas dalem-dalem, dalem banget deh pokoknya* Dapatpertanyaan, bagaimana mulai mencintainya? Seharusnya pertanyaan bagaimana mencintai itu tidak muncul pada orang yg sudah menikah, mereka akan mengerti bagaimana caranya. Tidakkah pada saat tertentu orang yang paling kita sayangi itu kadang-kadang jadi orang yang super nyebelin? Apa yg membuat bertahan? Komitmen, dan 'membangkitkan momen' (terserah mau pake MGF techniques or else, wkwkwkwk) Kalau kata si bang Tere Lije tadi sih temukan motivasi u menulis. Pengen cepet lulus salah satunya. Iya gaaaaa? Ah gw jg cuma berteori. Kita buktikan nanti, bagaimana kemampuan gw bertahan menghadapi masa kegelapan ini. Huahahahaha.... Anak jaman sekarang itu punya banyak pilihan untuk menjalankan hidup. Pada anak-anak saya bilang, tahu dulu banyak-banyak nanti baru pilih, sukanya mau yang mana. Dan kalau udah suka, jangan tanggung-tanggung, harus menghasilkan sesuatu.
Setidaknya sebagian besar generasi saya ke atas, mengamini ini. Jaman dulu, pilihan cita-cita sedikit. Kalo ga jadi insinyur, ya jadi dokter. Tetapi seperti yang pernah dikatakan Danial Rifki (2013), yang paling menyenangkan itu menerima bayaran yang bagus untuk mengerjakan hal yang kita senangi. Maka, bersungguh-sungguhlah! Pada anak-anak, saya tidak pernah mau berkata bahwa belajar itu susah. Entah. Itu seperti kata awal untuk menjadi apriori, bermusuhan dengan ilmu. Namun, hati kecil saya mengakui bahwa pelajaran anak-anak saya tidak mudah. Bahkan, seringkali, hanya untuk menjawab pr pr mereka, saya dan suami harus berdiskusi panjang sampai pada satu jawaban yang 'make sense' dan bisa dijelaskan dengan mudah pada anak-anak.
Si kecil bertanya, lihat deh bu, soal ini aneh. Kata bu guru ga ada jawabannya. Sebutkan contoh gerak pada tumbuhan "Lho, ada itu jawabannya, de. Contoh yang paling gampang dilihat bagaimana putri malu menutup daunnya ketika disentuh...." Si kecilku kemudian menambahkan "tapi kan tumbuhan ga bisa jalan...." Ah, gemas deh. Harusnya yang pertama dijelaskan adalah konsep geraknya dulu, dan jalan itu adalah bagian dari gerak. Yang lebih gemasnya lagi, bahan ujian mereka kok horor horor sih. Si besar kewalahan menghapalkan jenis tulang, macam tulang, bentuk tulang, jumlah tulang, dan itu baru satu bab! Kemarin ditanyakan pula, siapa yang bertugas mengawasi keuangan daerah? Apa tugas-tugas dari lembaga daerah? Lucu ya, ditanyakan ke anak SD dengan harapan, mungkin, mana saya tau apa yang ada di otak penyusun kurikulum, mereka punya kesadaran sejak dini tentang fungsi pemerintahannya. Malah bikin saya nyengir ketika dia nanya "Kalau memang tugas DPR itu mengawasi penggunaan anggaran, kenapa ada yang korupsi?" Ah, belajar itu seharusnya menyenangkan. Menjawab pertanyaan mereka juga menyenangkan. Hanya saja, kenyataan sesungguhnya, selalu tak seperti apa yang diajarkan di kelas. Dengan segala kerendahan hati, tolonglah siapapun itu orang yang di Kementrian Pendidikan, utamanya yang bertanggungjawab terhadap Pendidikan Dasar, jadikan masa-masa SD itu sebagai pondasi untuk berpikir BELAJAR, SEKOLAH, ITU MENYENANGKAN! Karena seharusnya, memang demikian. Tidak ada yang lebih kompleks dari perasaan perempuan. Iya dan tidaknya, pergulatan antara akal dan rasa. Begitu seterusnya, melelahkan.
Aku menghindar. Menghindar dari segala kerumitan, yang sesungguhnya enggan kuhadirkan. Namun sesekali ia datang, begitu saja. Tanpa basa-basi. Meninggalkan semua usahaku, kesungguhanku, untuk menjadi sederhana, berpuluh-puluh meter di belakang, seakan itu tak pernah ada. Mungkin aku terlalu keras berusaha. Aku melawan, melawan dengan memudahkan segalanya. Berusaha untuk menjadi jelas untuk dimengerti, tetapi tetap saja, ada masa dimana semuanya menjadi tak terkendali, dan tidak ada lagi yang dapat dimengerti. Mungkin aku terlalu keras berusaha. Jadi sudah sepantasnya menyerahkah? Membiarkan semuanya menjadi misteri? Seperti ya dan tidaknya seorang perempuan. Lelah. Jadilah. Biarlah. Biar rumit, biar pelit, biar semakin menyebalkan dan semakin tak dapat dimengerti. Me: "De, kenapa itu jidat benjol"
At: "Hehe.... lagi bikin video, terus jatuh...." Me: "Maksudnya?" At: *ambil hp* "Lihat nih...." Video halaman depan, gang depan rumah, ayam mati entah punya siapa, pasir, kresek-kresek, bunyi aduh, berdiri lagi, tangan ngelap lensa, dan seterusnya.... Me: "Maksudnya apa ini ceritanya?" At: "Semuanya.... ini adalah sekitar kita...." *nyengir lebar.... ah saya tau siapa role model cengiran lebar itu* Mengernyitkan kening.... okelah Nak, bersyukurlah kamu saya dibesarkan di antara para seniman yang nyentrik itu, hehehe.... suatu saat, saya yakin, gambar-gambar itu akan bermakna, kamu akan menyusunnya berdasarkan satu cerita. Ini baru awal saja.... keep trying! *cium pipi, ga tega mau cium jidat* |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|