*Saya percaya beberapa dari kalian pernah besar dengan dongengan ini. Versi aslinya bagaimana, entah! :D*
Cerita tentang tiga ekor kura-kura, si A, si B, dan si C, yang berniat pergi ke puncak gunung. Perjalanan naik gunung bagi tiga ekor kura-kura tentu bukanlah hal yang mudah, dengan kecepatan mereka berjalan, itu bisa jadi perjalanan yang memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Sampai di puncak gunung, mereka kelelahan. Ketika hendak memasak makanan, mereka baru menyadari bahan makanan yang dibawa tidaklah cukup. (Serius saya gak tahu cerita aslinya ini bagaimana, dulu si Dad bilang, kura-kuranya mau masak Indomie pakai telor tapi telornya ketinggalan). Diputuskan si A akan kembali untuk membawa bahan makanan yang kurang, karena B dan C tidak percaya pada A, maka B akan menemani A untuk kembali membawa bahan makanan yang kurang. C pun menunggu. Menunggu dan menunggu. Terus menunggu. Hari berganti. Minggu berlalu. Bulan berganti. Sampai hampir mati. Dan C pun memutuskan untuk memasak bahan makanan yang ada, untuk bertahan hidup. Seketika itu pula, A dan B keluar dari balik pohon dan berteriak "Kami tahu, sudah sejak lama kami tahu, kamu akan menghabiskan makanan itu. Tidak pernah semenitpun kami lengah mengawasi kamu dari balik pohon itu!"
0 Comments
*Dari semua buku/cerpen si Dad, ini yg paling saya suka*
Menceritakan tentang Krat-Krat, yang sedih luar biasa, setelah kematian Krit-Krit, anak satu-satunya, yang terinjak seekor kuda, ketika ditinggalnya mencari makan. Krat-Krat pun memutuskan menggugat, siapapun yang bisa digugat. Dia menyalahkan si kuda, yang menginjak anaknya. Si kuda bilang, dia menginjak anaknya karena kaget, seekor kucing mencakar punggungnya. Dia pun menyalahkan si kucing. Si kucing bilang, dia mencakar si kuda, karena dikejar-kejar anjing. Dia pun menyalahkan si anjing. Si anjing bilang, dia bermaksud meminta tolong karena kakinya tertancap duri mawar. Dia pun menyalahkan pohon mawar. Pohon mawar bilang, dia terpaksa memakai duri, karena daunnya habis dimakan kambing. Dia pun menyalahkan kambing. Kambing bilang, dia memakan daun mawar, karena rumput segar susah ditemukan, kering semua. Dia pun menyalahkan rumput. Rumput bilang, dia kering karena sinar Matahari yang terlampau terik. Dia pun menyalahkan Matahari. Lalu kata Matahari, sudah tugasnya menyinari dunia. Ada waktunya hujan, ada waktunya kemarau. Masa iya hanya karena Krat-Krat dia harus berhenti bersinar? Belum puas, dia menyalahkan tanah. Tempat tumbuhnya rumput. Tanah bilang, apa yang bisa kulakukan? Bahkan aku gak pernah protes kamu menyakiti tubuhku, membuat lubang-lubang di seluruh tubuhku, Krat-Krat? Jawaban tanah membuat Krat-Krat terdiam. Ternyata, dialah sumber penyebab utama kematian Krit-Krit. Bagaimana jika dia tidak lalai menjaga anaknya? Bagaimana jika ia tidak terlalu memanjakan Krit-Krit, sehingga Krit-Krit tidak keras kepala dan mau mendengarkan nasehatnya untuk tidak keluar sarang, saat dia sedang keluar mencari makan? Karena ini adalah cerita anak-anak, akhirnya bahagia, Krat-Krat pun meminta maaf kepada semua pihak yang dipersalahkannya. *diceritakan kembali, mau dibeli bukunya juga boleh, murah kok, gak sampai 20ribu. Tapi Daddy saya gak punya copy-nya, royalti pun sudah gak dapat, hehehe....* |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|