Tidak ada yang lebih kompleks dari perasaan perempuan. Iya dan tidaknya, pergulatan antara akal dan rasa. Begitu seterusnya, melelahkan.
Aku menghindar. Menghindar dari segala kerumitan, yang sesungguhnya enggan kuhadirkan. Namun sesekali ia datang, begitu saja. Tanpa basa-basi. Meninggalkan semua usahaku, kesungguhanku, untuk menjadi sederhana, berpuluh-puluh meter di belakang, seakan itu tak pernah ada. Mungkin aku terlalu keras berusaha. Aku melawan, melawan dengan memudahkan segalanya. Berusaha untuk menjadi jelas untuk dimengerti, tetapi tetap saja, ada masa dimana semuanya menjadi tak terkendali, dan tidak ada lagi yang dapat dimengerti. Mungkin aku terlalu keras berusaha. Jadi sudah sepantasnya menyerahkah? Membiarkan semuanya menjadi misteri? Seperti ya dan tidaknya seorang perempuan. Lelah. Jadilah. Biarlah. Biar rumit, biar pelit, biar semakin menyebalkan dan semakin tak dapat dimengerti.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|