Seorang teman saya pada 17 Agustus lalu, membuat quiz. Siapa yang paling banyak bisa menyebutkan nama-nama pahlawan kita? Berapa banyak yang bisa kalian cari? 10? 20? 50? Bisa seratus? Situs resmi Kementrian Sosial (yang sayangnya sudah tidak diupdate sejak 2009 pada saat tulisan ini dibuat), mencatatkan Jumlah Pahlawan Nasional laki-laki : 135 orang Jumlah Pahlawan Nasional perempuan : 12 orang Sedangkan update di Wikipedia, sampai tahun 2016, mencatatkan Jumlah Pahlawan Nasional laki-laki : 157 orang Jumlah Pahlawan Nasional perempuan : 12 orang Banyak kan? Kalau Anda tidak mengenal seluruhnya, ya tidak perlu merasa khawatir. Saya pun begitu. Ketika Bank Indonesia mengumumkan penerbitan uang NKRI dengan 12 gambar pahlawan, saya tidak mengenal 4 di antaranya. Saya tidak tahu siapa Frans Kaisiepo, siapa Herman Johannes, siapa Idham Chalid, dan siapa I Gusti Ketut Pudja. Tetapi, saya sungguh terhenyak, ketika beberapa orang mempertanyakan memangnya mereka pahlawan apa? Pantaskah mereka ada di uang kertas? Tidakkah dijelaskan adab menerima informasi? Sikap yang baik ketika menerima suatu informasi, yang kita tidak mengetahui kebenarannya, adalah dengan tabayyun. Klarifikasi, cek, periksa! Sekarang dengan banyaknya referensi digital pekerjaan ini menjadi lebih mudah. Kita tidak perlu datang mengunjungi perpustakaan, karena sebagian kecil buku sudah ada versi ebooknya. Ada juga orang-orang yang sudah berbaik hati menuliskan ringkasan-ringkasan dengan menyertakan sumbernya. Untuk dapat mendapatkan sebutan Pahlawan Nasional, ada tahapan yang harus dilewati. Jika luang waktu, bacalah di sini. Kalau tidak sempat, saya ringkaskan. Selesai? Belum. Itu baru persiapan dokumennya. Alurnya seperti ini. Pada saat pembahasan-pembahasan itu, seringkali muncul kontroversi. Jadi tidak semua yang diajukan itu kemudian diangkat menjadi Pahlawan. Beberapa yang pengusulannya kemudian menimbulkan kontroversi diantaranya adalah: Presiden RI ke-2 Soeharto [1] [2] [3] [4] [5], Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid [5] [6], Patih Gadjah Mada [7], atau Mohammad Toha [8]. Sudah di angkat pun, belum tentu semuanya setuju. Seperti Tuanku Imam Bonjol [9] (arsip digitalnya tidak ada di situs majalah tempo), M. Natsir [7], ataupun Ida Anak Agung Gde Agung [9]. Tetapi, meskipun menimbulkan kontroversi, mereka yang sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional tidak pernah dicabut gelarnya. Nah, jadi, siapa saja Pahlawan Nasional yang muncul di Uang NKRI Tahun 2016 itu? Oia, situs kemensos sepertinya sangat-sangat perlu di update. Karena ternyata Soekarno Hatta pada 1986 baru mendapatkan gelar Pahlawan Proklamator, gelar Pahlawan Nasionalnya disematkan pada tahun 2012, melalui Keppres No.84/TK/Tahun 2012, Tanggal 7 November 2012.
Jadi, kalau kamu ngga kenal mereka, daripada bertanya "Memangnya dia pahlawan?" lebih baik teladani, kenapa dia bisa disebut pahlawan. Dia lho setidaknya sudah ada yang mau berlelah-lelah mengenang jasanya, meski jaman dulu saat mereka berjuang mimpi pun tidak tentang arti sebuah gelar, mereka hanya ingin merdeka. Lah kamu? Cheers.
0 Comments
|
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|