Hari ketika si Ganteng 1 (akhirnya) berjalan
Baru-baru ini baca anjuran bahwa sebaiknya anak-anak ga lagi pakai baby walker. Karena setiap tahap memang harus dilewati, (merangkak, berjalan), proses yang harus terjadi. Saya ga inget apa Ganteng 1 itu pakai baby walker atau tidak, kayanya engga. Anak saya dua-duanya bukan anak yang betah di stroller ataupun baby walker. Anak gendongan semua :') Dulu itu bingung. Sudah setahun lebih Ganteng 1 tidak mau belajar jalan. Bukannya dia ga bisa jalan lho, umur 11 bulan dia tuh dah pernah jalan sendiri sejauh hampir 3 meter. Saya dan ayahnya langsung bengong dan pandang-pandangan. Tapi itu terjadi cuma sekali-kalinya, dan ga pernah dia ulangi! Untuk kecerdasan Ganteng 1 sama sekali tidak mengkhawatirkan. Umur 4 bulan dia sudah bisa main cilukba. I know. Ini akan terdengar tidak mungkin. Karena kami -orangtuanya- juga merasa ini ga mungkin. Sepulang kerja, seperti biasa, nemenin Ganteng 1, gantian ayahnya kan udah jagain dari pagi (FYI, waktu itu PNS kerjanya 7.30-14.00, dan kontrakan kami 5 menit aja dari kantor). Karena saya mau mandi, saya atur posisi Ganteng 1. Diapit guling kanan kiri, siap-siap mau disuruh bobo. Tapi dia ga mai bobo, diajaklah main cilukba. Karena dia suka ketawa-ketawa kalau diajak main. Maksudnya biar capek, terus bobo. Mainnya, pakai selimutnya. Selimut saya tutupkan ke wajahnya, terus buka dan bilang Baaaaa.... ketawanya bisa terkekeh-kekeh.... lalu, pas saya mundur menjauh, tiba-tiba, dia ngulangin itu lagi. Tarik selimut nutupin muka, terus buka sambil ketawa. Haaaaaaaa? Langsung narik ayahnya, "Did you see that?" Dan kita mikir, oke itu cuma kebetulan saja. Abaikan, abaikan, halusinasi. Dan diulang-ulang sama dia :D saya langsung nyari-nyari Kartu Menuju Sehat dan buku panduan Ibu dan Anak nyari itu wajar gak di umur segitu. Jawabannya: belun waktunya, tapi sejak itulah kami tahu bahwa dia cerdas! 😀 Makin besar, kecerdasanannya makin kentara. Tapi, dia itu gak mau jalan! Merangkak, kalau jalan pun harus ditatah. Plus, super hati-hati. Turunan 1 cm aja, dia akan duduk dulu, turunkan kakinya duluan, baru lanjut lagi (merangkaknya, atau jalan sambil ditatahnya). Jadinya ya dia ga pernah jatoh, hati-hati banget anaknya. Tapi kami bingung, bilakah ia hendak berjalan? Apalagi, waktu dia umur 1 tahun itu, di rahim saya sedang ada adiknya. Ganteng 1 memang lebih dulu bicara. 10 bulan dia sudah bicara. Jalannya yang lamaaa ajah. Lepas setahun kami khawatir, semua cara dicoba agar dia mau berjalan. Sampai pakai cara gak masuk akal, hasil nelpon aki, "ketrokeun ku jambe tuurna!" -ketuk dengan buah jambe lututnya- muahahaha, hasilnya, ya dia tetap gak mau jalan. Digendonglah kemana-mana. Usia kehamilan 8 bulan saya pulang ke Jakarta. Ganteng 1 sudah 16 bulan, dan belum bisa jalan. Duh siksaan banget deh ketemu keluarga besar di Jakarta. Rata-rata menanyakan kenapa anak saya belum bisa jalan. Padahal saya juga ga tahu. :'( Dia ointer lho, tapi ga ada yang nanya pinternya, nanyanya cuma kok masih digendong. Huaaaa.... tiap malem bahas strategi apa lagi sama si ayah, supaya dia mau jalan. Dua minggu di Jakarta, Jida nya pindah rumah. Beres pindahan, kita diundang mau syukuran. Datang duluan, rumah masi sepi. Dan ada karpet di gelar di ruang tengah. Saya sama si ayah duduk kaya orang musuhan. Jauh-jauhan, lupa kenapa. Ganteng 1 dipangku ayahnya. Ayahnya bercerita, "Di perut Ibu, ada adik. Sebentar lagi lahir! Kakak masih belum mau jalan juga kah? Nanti gak malu sama adik?" Dia hanya memandang kami. Saya pun mengembangkan tangan, saya pikir dia mau nangis, ditegur ayahnya. Tahu-tahu, ga ada angin, ga ada hujan, dia berdiri, terus jalan ke arah saya. Lagi-lagi kami bengong. Memandang tak percaya. Dan kejadian cilukba itu berulang lagi. Kami meminta dia berjalan bolak-balik, dari ayahnya ke saya, saya ke ayahnya. Dan dia melakukannya dengan sukarela. Saya pun memeluknya haru. "Akhirnya kamu mau jalan juga, Nak!" Malamnya, chit chat lagi dengan ayahnya, "Sepertinya memang dia sengaja menunggu adiknya, dan memang takut malu sama adiknya!" Kata si ayah. Di hari yang sama, kami tahu bahwa si kakak selain cerdas, berhati-hati, juga keras kepala kalau sudah ada maunya. :* :* 😚
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|