Hari Pertama Ganteng 2 Bicara
Sejak lahir, Ganteng 2 itu lucu banget. Rajin ketawa, jarang nangis, dan bulat. Dia suka makan, sendok nempel ke mulut langsung Hap. Nyam. Makanya tambah lama tambah bulat badannya. Pengalaman si Kakak yang sulit, pilih-pilih orang, membuat kami, orangtuanya lebih longgar sama Ganteng 2. Kita memberanikan diri mengizinkan banyak orang menggendongnya. Hasilnya, dia pun lebih friendly, dibandingkan si Kakak pas seusianya. Sebagian besar masa bayi Ganteng 2 hanya dilewatkan bersama saya, karena kami ganya berdua di Kendari. Dia terhitung cepat berjalan. Merayap, langsung berdiri dan jalan. Melewati tahapan merangkak. Dan, mumbling. Di awal hanya bisa berkata "Abubububu...." dan kata random lainnya. Ini berlangsung lamaaaaaaaaaaaa sekali. Setahun usianya. Dia hanya bisa megucapkan kata-kata pendek. Belum bisa merangkai kalimat. Oh well.... mungkin belum waktunya. Setengah tahun kemudian, masih sama. Dia jadi suka uring-uringan sendiri, berusaha mengungkapkan isi hatinya tapi tidak ada yang mengerti. Dia jadi pemarah! Tapi marahnya ga banting-banting barang atau gimana sih, hanya ngoceh ga jelas dan nangis. 1 tahun 8 bulan, kakak masuk playgroup. Di luar dugaan, dia ingin ikut. Padahal, di playgroupnya tidak ada kelas bayi/batita. Kami kebingungan, untung gurunya mau menerima. Mereka bilang, tak apa. Dia hanya akan bermain saja, tidak akan terlalu dilibatkan dalam kegiatan di kelas. Dibiarkan semaunya. Namun, dari yang harusnya seminggu dua kali dan hanya sejam, ini malah dia yang lebih rajin dari si Kakak dalam hal sekolah, dan gak mau pulang sebelum sekolah selesai dan semua pulang.... Dua minggu sekolah, tiba-tiba bicaranya lancar sekali. Dia bercerita apa saja, dan bertanya apa saja. Semua ditanyakan, semua ditunjuk, semua diceritakan. Saya dan ayahnya geleng-geleng kepala. Membayangkan deritanya menahan semua isi kepalanya dan tidak ada satupun yang mengerti. Dan sebuah misteri muncul, bagaimana cara gurunya mengajar hingga dia mau bicara? Kata gurunya, tidak ada cara khusus. Dia hanya mencoba bicara pada teman-temannya, dan akhirnya bisa sendiri. Lesson learned. Teman sebaya besar pengaruhnya dibandingkan orang tua atau guru bagi seorang anak. Semoga kamu gak salah pilih teman ya, Nak!
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|