Yuk, stop! Dari kemarin sebenernya ini jempol udah gatel banget pengen nulis. Hello... umur 29 lulusan S3 dari Amerika? Pastinya dia bakalan jadi pembicara di seminar-seminar, jadi pakar! (Ingetin saya lagi buat nulis berbohong tentang kemampuan akademis itu mudah mendeteksinya) Hari ini tambah mules. Beberapa kawan saya ketularan gaya Vicky. Buat becandaan sih pastinya. Saya percaya mereka lebih pinter dari itu. Tapi khawatir. Kenapa jadi kaya iklan gini? Rugi tau mempopulerkan ketidakmampuan dia dalam menyampaikan isi kepalanya. Please stop. Sebelum anak-anak kita menganggap itu lucu, dan kemudian menggunakannya dalam bahasa keseharian. Alay juga tadinya buat lucu-lucuan kan? Sekarang udah jadi kebiasaan... Sudah cukup mengkhawatirkan kemampuan sebagian besar rakyat Indonesia dalam berbahasa. Gak perlu deh mempopulerkan yang jelas-jelas hancur begitu. Tidak perlu angkat bambu runcing untuk bela negara, tidak ikut menyebarkan kebodohan berbahasa sudah merupakan kecintaan terhadap negara dalam bentuk yang paling sederhana. (ga ngerti ini gambar sumbernya dari mana, dapat dari grup alumni STIS41)
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|