Sebelumnya, agar tidak terjadi suatu penipuan publik, notes ini bukan tentang EsBeYe, juga bukan tentang OBaMa. Tetapi, Presiden di rumah Elfandra, Mr. Elwindra. Jadi, kalau tidak berkenan, bacanya cukup sampai paragraf ini saja. Hehehe...
Qiu, artinya sembilan. Menjelang sembilan tahun, membuat keputusan tentang akan seperti apakah konsep Elfandra itu :-) Dan sampai sekarang pun, harus diakui, saya masih jadi penggemar setia dari Mr. Elwindra. Hehehe... Bukan rahasia lagi, kalau saya juga adalah pengagum dari anak-anak saya. Para calon profesor itu mengajarkan saya tentang bagaimana memahami banyak hal secara sederhana. Kesederhanaan yang sepertinya berasal dari sisi Mr. Elwindra. Mengingat saya yang super serius, serba dipikirin, dan repot! (Lirik si sulung dikit, mirip deh kita, Kak...) Orang-orang bilang, pasangan itu akan ada untuk saling melengkapi. Jadi, untuk orang yang secerewet Alfa, berisik, ga jelas, banyak maunya, ada Elwindra, yang calm, cool, pendiam, bicara hanya bila diperlukan. Hehe... Bertolak belakang ya sepertinya? Yang sama dari kami adalah ga terlalu perduli dengan apa yang diomongkan orang. Selain kesederhanaannya, juga kedewasaan pemikirannya. Hal ini tentunya bisa dijelaskan dengan selisih usia kami yang cukup jauh. Cukup untuk mengikis keegoisan saya, dan membuat saya lebih mau mendengarkan orang lain. Banyak sekali, yang bisa kami diskusikan bersama. Dan seaneh atau serumit apapun pikiran saya, ada dia yang siap menguraikan atau menyederhanakan permasalahan itu. Point menarik lainnya adalah *his poker face* hehehe... Entah pengaruh usia, yang membuat dia selalu tampak lebih dewasa, atau emang dasarnya cool dari sananya. Mau lagi marah, lagi senang, lagi sedih, ya mukanya gitu aja. Kalau saya pernah lihat dia panik luar biasa, itu hanya saat saya sedang berjuang melahirkan Alif, wajahnya pucat, sedikit lagi hampir seputih kapas. Dan kemudian ia terlihat begitu bahagia, itu saat membisikkan adzan di telinga Alif. Selebihnya? Dia begitu tenang. Setenang ketika ia membisikkan pada saya, di tengah perjuangan melahirkan Attar "Ayo, Ibu pasti bisa... Kita kan sudah pernah melalui ini..." Hahaha.. Padahal, saya tau dia sama tegangnya, sampai lupa bawa jaket perang untuk menghadapi saya, yang sudah disiapkannya jauh-jauh hari. Jaket bulu angsa setebal hampir 5cm untuk menghindari 'serangan gigitan dari saya'. Hasilnya, masih saja, dua-tiga bekas gigitan mewarnai lengannya saat itu. I love you, Ayah... :-) Ohya, dalam debat kami terakhir (bawel itu semacam trade mark buat saya), tanpa sengaja mencuri dengar pembicaraan dua jagoan "Denger ya Attar, ibu itu pasti kalo ngomong kaya orang marah... Cerewet deh. Ayah mah engga..." Aish, cukup efektif untuk mendiamkan saya saat itu juga. Dan di akhir debat, kembali si sulung bertanya, "Jadi, dari yang tadi Ibu dan Ayah omongin, yang bener siapa?" :-) untungnya si ayah sepakat menjawab "Ya.. Buat orang yang ngomong pastinya merasa benar. Tapi diomongin itu biar bisa tahu, yang bisa benar untuk dua-duanya yang mana.." Hehehe... Punya PR untuk menjadi setenang Ayah. Atau, sedikit mirip juga gapapa deh. Untuk seseorang sependiam dirinya, si Ayah punya confidence yang luar biasa, jika itu terkait tentang Bridge, Alif dan Attar. Dulu, masih saya ingat, jika berpamitan untuk ikut pertandingan, dan kemudian saya tanya bagaimana hasilnya, dia akan menjawab, "Tenang saja... Win is my middle name..." Jadi kangen deh dibawain piala sama Ayah... Untuk anak-anak, dia sering bilang "Alhamdulillah banget ya, anak-anak kita tuh ga aneh-aneh. Ga nakal, ga cengeng-cengeng ga jelas gitu..." Kami pun sering bertukar cerita tentang takjubnya melihat perkembangan anak-anak itu... Sembilan tahun. Bukan sesuatu yang istimewa. Juga tidak sempurna. Jatuh bangun di sana-sini. Tapi disini, saya masih percaya, hadirnya, adalah salah satu kejadian terbaik yang mungkin terjadi pada diri saya. Tetaplah menjadi Ayah, Suami, sahabat, teman nongkrong, partner, dan sebagainya, yang terbaik bagi saya. *kiss kiss* Your biggest fans: Alfa.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|