Saya tidak tahu, kapan tepatnya (atau harusnya), ketertarikan terhadap lawan jenis itu hadir dalam diri manusia.
Namun saya tahu, suatu saat pasti akan datang pada waktunya. Malam ini, kami bertiga bicara. Ib: "Ayah tahu ngga, anak ibu di sekolah punya teman yang cantik sekali, lho." Ay: "Oh ya? Berarti Ibu kalah dong?" Ib: "Hehe.. Kayanya gitu sih.." A: "Ish.. Apa sih?" Ib: "Ya ngga papa kali, sayang. Dulu juga Ibu begitu, Ayah juga begitu. Ada masanya, teman kita kelihatan begitu menarik. Iya ngga, Ayah?" Ay: "Iya kok..." A: "Hmm... Mungkin Ibu betul..." Ib: "=D Bukan mungkin, atuh sayang. Memang begitu. Dan itu ngga papa. Tapi, daripada bingung, mending cerita sama Ibu, sama Ayah. Harus gimana?" Ay: "Jadi, duduknya dekat ngga dengan si cantik itu?" Ib: "Dia pasti cantik sekali yaa..." A: "Ih apaan sih. Engga lah, ibu masih lebih cantik..." *ehm... ehm... ngedipin si ayah* Ay: "Oh, Ibu cantiknya banyak. Tapi teman itu, cantiknya pasti lebih banyak lagi yaa?" A: "Engga..." Si ganteng pipinya memerah. Sebelum dia mulai jengah, sudah waktunya berhenti. Dan mencari waktu lain, untuk menyampaikan "pesan sponsor ala orangtua". Beginilah rasanya. Tahapan kami selanjutnya dalam menjadi orangtua. Bagaimana esok? *belajar... belajar... dan terus belajar lagi, semoga tidak mengecewakanmu, Nak* Ssstttt... Ini sharing sesama ortu yaa... Biar pipi si ganteng ga tambah merah, ga usah di mention namanya yaa... =D
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|