Awal 2008, seorang perempuan ditemukan tak bernyawa dalam keadaan tanpa kepala dan berbadan dua, di sebuah hotel di Jakarta. Pelakunya adalah kekasih korban, yang sakit hati karena terus dihina, setelah korban mengetahui bahwa pelaku hanyalah tukang nasi goreng, bukan mahasiswa sekolah tinggi ternama sekaligus pegawai di bank swasta seperti pengakuannya di awal. Berita lengkapnya ada di sini.
2011, seorang kerabat saya tertipu mentah-mentah dengan janji nikah seseorang yang dikenalnya di fb, ketemu aja belum pernah, yang juga mengaku alumni PTN di Yogya dan juga pegawai bank swasta. (Thanks buat temen-temen BPS yang berdomisili di Yogya yang sudah rela bantuin verifikasi). Untung hanya sejumlah uang yang hilang, bukan nyawanya. 2013. Seorang perempuan muda dengan sukses mempermalukan dirinya sendiri dengan mendokumentasikan penipuan tahun ini, mencatatkan dirinya dalam sejarah ketika bertunangan dengan (katanya sih) lulusan s3 dari Amerika. Duh kok saya sedih ya. Padahal yang perlu dilakukan hanyalah sedikit *kepo* untuk menelusuri rekam jejak akademis orang-orang itu. Kalau dia pernah/masih kuliah di Indonesia, maka basis datanya bisa diintip di situsnya dikti. Taruhlah dia mengaku lulusan luar negeri. Minimal ada hasil penelitiannya yang dipublikasikan dan bisa ditelusuri. Cinta itu ga pake logika? Salah besar. Meski cinta, tetap harus logis kalo ga mau jadi gila. Kepo terhadap calon pasangan itu wajib! Jadi ga ada lagi tuh curhatan "gw sebel sama suami gw, ngomongnya kasar ga ada sopan santunnya...." Lah waktu dilamar diperiksa ga nilai bahasanya, agamanya, budi pekertinya, di rapor? Hehe.... Ayolah, ini 2013. Tetap waspada ya sahabat-sahabat perempuanku.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|