Sudah masuk masa Penerimaan Mahasiswa Baru di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Seperti biasanya, janji untuk bisa langsung jadi pegawai negeri, kuliah yang gratis, uang tunjangan ikatan dinas, adalah kalimat promosi yang paling efektif untuk diceritakan ke calon mahasiswa baru ataupun orangtuanya. Sebagai pengelola sebuah perguruan tinggi swasta, suami saya iri sekali dengan semua keistimewaan STIS. “Tidak usah repot-repot promosi, mahasiswa akan berdatangan dengan sendirinya,” begitu katanya. Benarkah demikian? Mungkin ya. Tapi saya mulai bosan dengan Kampanye STIS yang itu-itu saja, kesannya, kalau kuliahnya gak gratis ya gak usah ke STIS. Di tulisan ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk melihat, kenapa sih kok ya harus STIS? Pertama: Tentang Persaingan Untuk Masuk ke STIS Melalui telusuran di dunia maya (entah kenapa sebagai Institusi Pendidikan dengan Jurusan Statistika, STIS tidak mencantumkan statistik pendaftar di situsnya, hehehe, terkesan kurang Statistik ya?), saya mendapatkan jumlah peserta USM STIS dalam 5 tahun terakhir. Tahun Akademik 2010/2011: 17013 Tahun Akademik 2011/2012: 22661 Tahun Akademik 2012/2013 sekitar 28000 Tahun Akademik 2013/2014: 26400 Tahun Akdemik 2014/2015: 25458 Jumlah mahasiswa yang diterima sekitar 500 saja, ini sudah termasuk mahasiswa jalur Tugas Belajar dan mahasiswa PMDK. Dengan demikian, kalau dibuat rasio, ini perbandingannya sekitar 1:50. Maka di kemudian hari setelah mereka lulus dari STIS, saya sudah tidak heran dengan kebiasaan alumni yang bersaing untuk mendapatkan beasiswa. Kami telah terbiasa bersaing dalam hal prestasi, setidaknya, sejak memutuskan untuk mendaftar ke STIS. Kedua: Tentang Pendidikan Statistika “Departemen Statistika IPB adalah departemen pertama yang menyelenggarakan pendidikan tinggi ilmu statistik di Indonesia dan telah menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional maupun internasional.” Demikian klaim Departemen Statistika IPB yang saya baca di http://www.stat.ipb.ac.id/id/ Iya betul juga sih, kalau dalam bentuk Departemen/Jurusan IPB adalah pelopor. Hasil googling angkatan, di blog ini: tahun 2014 itu S1 Statistika disebut sebagai Angkatan 50. Di STIS, mahasiswa yang masuk tahun ajaran 2014 kemarin dikenal sebagai Angkatan 56. Jadi? Silahkan diambil kesimpulan sendiri. Ya, STIS awalnya adalah Akademi Ilmu Statistik. Peralihan dari Program Diploma III ke Program Diploma IV terjadi pada tahun 1997 melalui melalui Surat Keputusan Nomor 295/D/T/97 Tanggal 24 Pebruari 1997, yang isinya mengijinkan BPS menyelenggarakan Program Diploma IV. Sebagai lulusan tahun 2003, saya adalah lulusan Program Diploma IV ke-6 di STIS. Tapi jangan salah, meski hanya setingkat Diploma III, lulusan Akademi Ilmu Statistik dulu itu, beberapa ada yang diterima untuk melanjutkan S2 di luar negeri hanya bermodalkan ijazah Bachelor-nya itu. Karena, kurikulum yang diberikan di AIS (juga di STIS sekarang) selalu ‘padat berisi’. Buat saya, inilah salah satu alasan “Kenapa harus STIS?”, bukan yang lainnya. Karena, di STIS, kita tidak hanya belajar tentang Teori Statistika, tetapi sudah disiapkan untuk menjadi seorang Statistisi. Ketiga: Tentang Prestasi Mahasiswa Mampukah STIS bersaing dengan jurusan-jurusan Statistika lainnya? Sayangnya, halaman ini jarang update ya? Prestasi terakhir yang diunggah ke situ tahun 2012. Tapi itu saja sudah menggambarkan, dalam hal apa saja mahasiswa STIS mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya. Sebagai alumni, saya bahagia dengan prestasi adik-adik saya, yang bukan cuma di bidang Statistika saja, tetapi juga di kegiatan kemahasiswaan lainnya. Buat saya, tiga alasan tadi lebih menarik untuk dipertimbangkan ketika memutuskan untuk mendaftar ke STIS. Tetapi, selain itu, mohon pertimbangkan ini ketika hendak mendaftar ke STIS. Tentang Mahasiswa STIS Mahasiswa STIS adalah mahasiswa sekolah kedinasan. Karenanya, ada peraturan yang mengikat dan mungkin tidak ditemukan di sekolah non kedinasan. Salah satunya adalah peraturan tentang seragam. Pesan saya, silahkan cari dan pelajari aturannya baik-baik. Jika itu dirasakan tidak memberatkan, silahkan diteruskan. Sumber informasi yang paling tepat adalah mereka yang masih berstatus mahasiswa STIS. Untungnya, mahasiswa STIS berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Nanti deh, kalau sudah ada link ke contact person masing-masing Himada, saya post di sini. Sekarang, silahkan gunakan informasi berikut sebagai bahan untuk googling ^_^. HIMADA yang ada di STIS:
Tentang Lulusan STIS Sebagai sekolah kedinasan milik Badan Pusat Statistik, mengikuti Syarat dan Ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah, lulusan STIS akan ditempatkan di SELURUH Indonesia. Yang artinya, akan ada yang ditempatkan di Ujung Barat Indonesia sampai ke Ujung Timur Indonesia. Diskusikanlah sejak sekarang kemungkinan ini dengan orangtua. Entah apa yang ada di bayangan teman-teman tentang menjadi PNS, tetapi, pekerjaan lulusan STIS di BPS kelak, bukan pekerjaan yang selalu ada di balik meja di ruangan ber-AC. Dibutuhkan sedikit hobby traveling dan bertualang, serta dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat. Nah, ini ada ilustrasi yang bagus tentang “Apa aja sih nanti kerjaannya?”, atau di sini. Diawali dengan KEPO, diakhiri dengan MENDAFTAR Semoga tidak terbalik ya, mendaftar dulu baru KEPO kemudian. Hehehe.... Setelah semua informasi yang diperlukan telah didapatkan, bulatkan tekad, persiapkan diri, persiapkan semua persyaratan, dan mulailah dengan mengisi ini: Silahkan juga kunjungi situs ini untuk informasi TRYOUT NASIONAL dan ini untuk informasi Buku Latihan Soal Ujian Saringan Masuk STIS.
Meminjam akhir cerita beberapa teman-teman mahasiswa STIS lainnya, maka iklan ini akan saya akhiri dengan: SALAM STIS, semoga Anda dapat bergabung menjadi STIS Angkatan 57.
3 Comments
Ekaprnwt
7/23/2016 06:56:50 pm
ka mau nanya nanya tentang STIS dong ka, mungkin boleh bagi alat email kaka
Reply
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|