Saya tidak menulis notes ini untuk menghakimi siapapun. Hanya sekedar berbagi.
Sahabat saya dalam ceritanya berkata, "Emang ga boleh gitu, gw cape, gw bosen, ngurus anak terus?" Sejenak saya terdiam. Bertanya-tanya, apa yang dimaksud si kawan ini. Sekedar 'me time' kah yang dia butuhkan? Kami di sini, duduk bersama, dengan secangkir kopi. Ini saja mungkin belum cukup. Tanpa sadar saya menjawab "Tahu ngga? Seandainya anak-anak pun boleh memilih orangtuanya sebelum ia lahir ke dunia, belum tentu dia memilih kita lho sebagai orangtuanya..." Sahabat saya pun terlihat tidak nyaman dengan pernyataan saya ini. Dengan masih menggenggam cangkir kopi saya, saya masih melanjutkan cerita. "Sebagai orangtua kita masih bisa memilih, mau atau tidak punya anak, siapa yang akan bertanggungjawab pada anak, perlu atau tidak perduli pada anak. Dan seterusnya. Sementara anak kita, suka ngga suka, dihadapkan pada kita, orangtuanya. Kenapa kita ngga mencoba lebih adil pada mereka?" "Maksud lo apa sih?" Sergah sahabat saya ini. "Belajar mendengarkan mereka. Meski belum bisa bicara sekalipun, atau ngga paham dengan apa yang kita ceritakan, sesungguhnya mereka selalu mendengarkan. Belajar memahami keinginan mereka, bukan untuk memaksakan apa yang kita pikir mereka inginkan. Belajar berteman dengan mereka, karena kita meminjam dunia ini dari mereka..." Sahabat saya masih juga tidak puas. "Iya, tapi bukan berarti ngga boleh cape kan?" Kali ini saya tersenyum... "Ya boleh aja sih cape. Tapi emangnya anak lu ngga cape gitu punya ortu kaya elu?" Pulang ke rumah, saya peluk si sulung. Dan saya pun bertanya, "Kak... Cape ngga sih jadi anak Ibu?" :-) Dia tertawa, lebar sekali. "Ibu itu bawel sih, tapi Alif sayang kok sama Ibu..." Rasanya, penat hari ini, hilang di detik itu juga. Yap, resolusi berikutnya, lebih banyak bersabar dan lebih banyak mendengarkan! Selamat malam semuanya...
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|