"Jokowi memang tidak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," kata Amien. Ada dua hal yang saya setuju dari artikel ini.
Pertama, saya juga pengennya beliau (Jokowi) membuktikannya dulu dengan Jakarta. Tapi inget pesan alm. Bang Amir Husin Daulay, jangan sampai kehilangan moment-nya. Kedua, yap, jangan memilih berdasarkan popularitasnya. Yang satu ada yang mengklaim pengikut twitter-nya banyak (padahal sebagian besar mengikuti supaya puas ngeledekinnya), yang satu mengklaim penggemarnya banyak (di dunia musik, mungkin, sebagai calon pemimpin, I don’t think so), yang satu diklaim sebagai media darling (ya opo toh, kerja dikit, pencitraan; ga kerja, diprotes; ga ada benernya kayanya). Selebihnya? Pengalaman mengajarkan saya, tidak ada yg 100% benar. Pengkultusindividuan membuat orang jadi melakukan pembelaan membabi-buta (inget, kenapa bukan mensapi buta, mengkambing buta, babi itu bisa liat aja nyeruduk, apalagi buta? Siapa ya yg dulu menerjemahkan peribahasa ini ke saya?). Dampak nyata dari pengkultusindividuan ini adalah: apapun, selama itu orang yang kita suka yg melakukannya, pokoknya jadi bener, yang lain salah. Iya kalo pas dia inget bener terus, padahal manusia ada salahnya. Buat saya memberikan dukungan kepada seseorang itu bukan dengan mengiyakan semua tindakannya, dan mentidakkan semua ucapan pesaingnya. Membuat berita ini berimbang bukan dengan cara saya harus balik menjelek-jelekkan Amin Rais kan? Kalo gitu, apa bedanya saya dengan Amin Rais? Jangan memilih seseorang karena popularitasnya. Pilih karena hal yg lain, apa itu? Riset dulu, calon-calon lainnya kaya apa. Yakinkan diri dulu, mana yang terbaik dari yg ada. Jadi penentu pilihannya, bukan pada popularitasnya. Tapi pada rekam jejaknya. Masalah Indonesia ini kompleks. Mau Obama, atau siapa kek jadi presiden Indonesia sekarang, ga akan bisa benerin Indonesia dalam waktu 5 tahun. Indonesia bukan cuma Jakarta. Tapi di Jakarta kelihatan nyata masalah-masalah Indonesia. Konflik antar suku, premanisme, korupsi, pemda yang beranggapan kegiatan itu adalah proyek, ketidakmerataan pembangunan (di kelapa gading sekalipun, ada yg masaknya pakai kayu bakar). Memangnya rekam jejak Jokowi ga bagus, Fa? Apa Jokowi ga punya program unggulan? Punya. KJS. Kalau saya sakit, saya akan lebih milih pakai KJS daripada ASKES PNS. Yang didapatkan lebih baik. Karena KJS itu pula, ketika ponakan saya operasi patah tangan, dia terbebas dari biaya operasi yg hampir 15jt-an. Sayangnya, KJS menyisakan masalah. Ada beberapa RS yang sudah dan ingin menarik diri dari program ini. PR-nya belum selesai, gimana supaya RS yang ingin menarik diri diri program ini ga nambah lagi. Di eranya Jokowi-Ahok, Pemda DKI kaya baru bangun tidur. Mereka tiba-tiba diingetin, kalo mereka itu hanya 'pelayan masyarakat', bukan penguasa. Yang masih pakai budaya kerja raja-rajaan berguguran. Etos kerja pun membaik. Dulu kalo mau ijin survey ke kantor kelurahan lebih sering sepinya dari ramenya, sekarang kantor lurah hidup. Nice.... Nah, maunya saya, terus tambahin dulu catatan positifnya Jokowi. Jadi kalo mau maju jadi capres pun sudah dengan bukti. Bukan dengan popularitas semata. Karena untuk level Indonesia, ga bisa dia datengin kantor gubernur satu-satu untuk memperbaiki etos kerjanya, ga mungkin dia bisa dateng diem-diem kaya apa yg dia lakukan di Jakarta. Itu baru untuk satu contoh kasus. Masih banyak kasus lainnya.... Matang dulu lah dengan segala ujian, cobaan, di Jakarta. Jangan ujug-ujug di karbit jadi Presiden. Inget, budaya masyarakat Indonesia itu hobby menghujat. Presiden mana yg ga kena hujat? Hehehe.... prestasinya selama jadi presiden kelelep gitu aja sama kesalahan-kesalahannya. Tapi ya sekali lagi, ini opini saya lho.... emang ngaruh apa opini saya ke pencalonan Jokowi jadi capres atau engga? Lol.... Inti dari tulisan saya ini, BE A SMART VOTER. Bagaimana kita yakin pilihan kita yang terbaik kalau ga ada pembandingnya? Kalau masalah prestasi mah, gampang.... semua bisa melihat, bisa menilai. Tapi bagaimana mengcover kelemahan-kelemahannya? Itu yg saya maksud dengan tambah lagi prestasinya. Buktikan, bahwa dia bukan cuma populer, tapi juga bisa diandalkan. #sayang juga kalau cuma jadi komentar facebook, diarsipkan deh.... =D
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|