Pantesan anaknya begini, orangtuanya begitu. Bla bla bla... pada pinter emang orang kalo ngomong. Pernah ya ngerasain jadi anak yang begini, dari orangtua yang begitu?
Anak, tidak bisa memilih siapa orangtuanya. Given! Namun dia menanggung akibat dari setiap tindakan orangtuanya. Cacilah. Makilah. Dan dia akan terus membatu. Orangtua, berusaha membahagiakan anaknya (menurut versinya). Dengan latar belakangnya, kemampuannya, gaya komunikasinya, yang menjadikan pola asuh yang berbeda. Ga bisa disama-samain (emangnya robot, bisa diketik baris perintahnya, tekan enter dan voila...?). Katanya, orangtua itu harusnya dewasa. Apa sih di dunia ini yang selalu berjalan dengan semestinya ketika itu menyangkut tingkah dan laku manusia? Jika tak dapat berkata baik, atau berbuat baik, diam sajalah. Ambil hikmahnya. Yakinkah kita di posisi yang sama dapat melakukan hal yang lebih baik? Penting ya menambah perih di atas luka yang masih terbuka? Semoga yang diuji lulus dari ujiannya dan naik kelas menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dan untuk adik-adikku yang manis, berdamailah dengan waktu. Berhentilah menyalahkan keadaan. Setiap menit kan berlalu, waktu tak akan menunggu kita, jemput masa depanmu.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|