Hayoooo, di 2014 gini siapa yang masih punya diary? :)
Sepertinya, blog ini bakalan jadi diary resmi saya. Hehehe.... abisan kemarin ada yang nantangin "nulis status wae di facebook moal matak jadi duit, Fa...." bwahahaha. Dia berhasil memotivasi saya untuk lebih banyak menulis. Sayangnya blog ini berbeda dengan diary masa kecil saya. My little red book, bebas mau maki-maki orang yang saya sebel, ceritain yang bagus-bagus tentang orang yang saya suka, dan akhirnya sebel lagi ketika akhirnya patah hati. An ordinary cycle of love and life. Tuh ya buat kamu yang pertama kali patah hati, dengerin nasehat orang dewasa. Nanti juga kamu sembuh, ketemu lagi orang yang lain, nah, mendingan langsung saja diresmikan. :) Percuma tau nunggu lama-lama kalo akhirnya ngga jadi juga. (ih, kenapa cerita lu harus jadi teori, Fa? LOL) But I do miss my diary. Ada tiga versi saya dalam setiap diary. The dark side of me, the white side of me, and me. Terjebak di antara keduanya. :) terjebak di sini maksudnya, saya tau final destination saya jadi orang yang lebih baik lagi setiap harinya, tapi dalam proses menuju kesana saya masih suka konyol, masih suka lebay, masih suka stupid, yang makin menjauhkan saya dari tujuan saya semula. Itu fungsinya si white side of me tadi. To wake me up, bring me to the reality. But I still miss my diary. Tempat di mana saya bisa jadi saya. I miss the old me, gak semuanya sih, sebagian aja. Hehehe. Periode dimana ngga satupun yang dapat melemahkan saya akan apa yang saya percaya. :) Tapi, diary itu salahnya suka diam saja. Bahkan di saat saya menggila sekalipun. Ngga pernah protes. Gak ngingetin kalo itu salah, iyalah Fa, kan itu cuma buku. Makanya, diary nya dipindah kesini aja deh. Catatannya alfa, tentang semuanya. Dulu ceritanya, ada seorang lelaki, yang jatuh cinta kepada saya versi buku dan google. Waktu itu saya tertawa, dan meminta maaf kepadanya. Maaf, itu bukan saya yang tulis. Ada seseorang yang menuliskan untuk saya, itu saya yang dia inginkan! Lelaki yang menuliskan tentang saya, versi dia, yang dia inginkan dari saya. Dan kemudian saya menebus kesalahpahaman itu dengan mengizinkan dia mengenal saya, dari saya, versi saya. :) Lelaki yang menceritakan tentang saya versinya itu adalah Daddy. Sampai kapanpun, di matanya, saya adalah putri kecilnya yang itu *menelan ludah, ada banyak waktu dimana saya mengecewakanmu, Dad* Lelaki yang jatuh cinta pada saya versi risetnya dia itu adalah suami saya sekarang. :) Lelaki yang saya pernah harapkan akan menjauh karena versi nyata saya berbeda sama sekali dengan apa yang dia baca. Yang kepadanya, didepannya, saya berusaha untuk menjadi semenyebalkan mungkin yang saya bisa. Dan dia bertahan. Lucu. Karena akhirnya saya kebingungan, beneran ya ada yang bisa menerima saya yang seperti ini. Itulah saat dimana saya menjawab ajakannya untuk bersama dengan sebuah ide tentang pernikahan. Sebuah moment, yang selalu menarik untuk dikenang. I will try to be my self here. Coz I do miss my diary. A lot.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|