Pernahkah kalian bertanya pada diri sendiri, mengapa saya terlahir begini?
Mengapa nama saya Alfatihah? Mengapa saya Islam? Mengapa tetangga saya Kristen? Semua itu pada awalnya adalah GIVEN. Bukan sesuatu yang bisa saya atur. Nama saya itu GIVEN. Sampai saya dewasa dan punya pilihan untuk ganti nama. Ketika saya memutuskan untuk bertahan dengan nama yang ada, disitulah tentu saja saya sudah dalam posisi menerima dan mengerti, baiklah, ada doa di dalam nama itu. Mulai bisa menerima nama yang panjangnya sabondoroyot itu. Pun demikian dengan keyakinan saya. Pada awanya itu GIVEN. Lahir di keluarga muslim ya otomatis muslim. :) Setelah besar tentu saja saya sudah bisa menentukan mau beragama apa. Kalau kemudian saya memilih untuk tetap Islam, menjadi muslim, ya karena saya mengkaji. Tapi sudah paham bedanya? Kalau di awal itu karena GIVEN, ketika dewasa itu karena pilihan. Dan tentu saja atas izin Allah SWT juga. Kalau ga diizinkan ya entah gimana ceritanya. Saya bersyukur. Waktu kecil ayah saya mengakomodir kekritisan saya. Berusaha menjawab segala keingintahuan saya. Jika Allah mau, dia bisa saja menjadikan semua manusia ini mengikuti sebaran uniform, seragam. Sama agamanya. Sama perilakunya. Sama ciri fisiknya. Dan seterusnya. Tetapi diberikannya nikmat kepada manusia. Itu adalah akal. Kalau tidak digunakan, nanti mubadzir lho :) Dan semoga akal mendekatkan kita kepada takwa.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebagian dari teman saya sepakat bahwa saya adalah type orang yang "segala dipikirin", karenanya, saya mencoba untuk menuliskan apa saja yang saya pikirkan itu. Archives
February 2018
Categories
All
|