Seperti biasa, review ini akan diawali dengan membahas nama. Karena buat saya penamaan itu penting! Hehehe.... ini Wardah sih lumayan enak nyebutnya, Wardah EMLC (Exclusive Matte Lip Cream), walau buat orang Indonesia pasti lumayan belibet lah nyebutinnya. Selain itu, bukan cuma kode lipstick, tapi Wardah juga memberikan penamaan pada setiap shades lipsticknya. Filosofinya apa? Entah. Ngga ngerti juga. Red-dicted, sasarannya para penggemar merah. Fuschionately, untuk penggemar fuschia. See You Latte, warna apakah ini? Lipstick yang diciptakan untuk perpisahan? Doeennnggg.... Pink Me, dari pink. Speachless, untuk tone peach yang kencang banget di lipsticknya. Dan terakhir, Feeling Red, ini juga saya bingung, berasa merah padahal bukan merah? Apa coba maksudnya? Ah ya, suka-suka mereka sajalah. Saya lebih mudah mengingat nomernya. :P Lipstick dikemas dalam tabung kaca yang bulky, tidak ramah pouch ini kemasannya, harus bawa pouch yang agak besar karena bentuknya yang memanjang. Kemasan transparan memudahkan kita melihat warna dan melihat seberapa banyak isinya. Setiap kemasan tercatat memiliki berat 4g, walau saya bingung lipstick cair kok diukurnya dalam bentuk gram ya? Biasanya kan mililiter. Untuk aplikator buat saya sih gak jadi masalah, karena saya sudah terbiasa menggunakan lipstick cair. Pada saat review ini dibuat, website resmi Wardah malah sama sekali belum memuat lipstick ini. Penyakit beberapa perusahaan di Indonesia, punya web, tapi engga perduli sama kontennya. Untungnya, Wardah lumayan sering mengundang beauty blogger dalam setiap acara launching produknya, jadi ya gitu deh, googling Wardah EMLC ini isinya kalau bukan blogger ya onlineshop. Jadi? Ga tahu deh apa yang diklaim Wardah dari si lipstick ini. Tapi, di kemasannya sih katanya begini: Velvet matte with colour binding pigments & enriched Vitamin E, soft matte intense luxurious finish Okay, kita check dulu kandungannya yang membuat Wardah berani mengklaim demikian.
Pewarna yang digunakan: CI 45410:2 D&C Red No. 28 CI 15850:1 D&C Red No. 6 CI 42090 FD&C Blue No. 1 CI 77891 Titanium Dioxide CI 15850:2 D&C Red No. 7 CI 77491 Iron Oxides Red CI 77499 Iron Oxides Black (Setiap kemasan Wardah dibuat sama untuk keseluruhan, sehingga kita tidak tahu mana yang digunakan untuk no 01, 02, 03, 04, 05, dan 06) Secara garis besar, kandungannya bisa dikelompokkan sebagai berikut:
Seperti juga lipstick yang beredar di pasaran Indonesia pada umumnya, ada beberapa kandungan yang termasuk kategori Low - Medium Hazzard. Tetapi, Wardah EMLC ini juga sudah terdaftar di BPOM, jadi Insyaallah aman selama tidak dipergunakan secara berlebihan (jangan iseng nyemil lipstick, misalnya, hehehe....) Velvet Matte? Absolutely. Ini lipstick bahkan Dead Matte! Jika memperhatikan kandungannya yang banyak sekali menekankan pada penyerapan dan kepekatan, bukan cuma Matte lipstick ini juga sangat opaque. Sekali oles sudah dapat warna yang diinginkan. Hanya saja kesan pertama yang dirasakan pada saat menggunakan lipstick ini adalah LENGKET. Namun setelah dua-tiga menit, rasa lengket ini hilang dan lipstick menjadi super matte, namun tetap ringan. Colour binding pigments, bisa ngga ya dia mengikat warna? Melihat kepekatannya sih iya. Tapi kalau ini diartikan ketahanan terhadap lipsticknya, uumm.... dia tidak terlalu tahan lama. Warna-warna yang lebih pekat (no 01, 02, 06) punya daya tahan yang lebih baik. Tetapi yang light (no 04), ini lumayan menyedihkan daya tahannya. Soft matte? Hmm, ini sih Hard Matte. Luxurious finish? Mungkin karena teksturnya yang seperti beludru. Saya mengkategorikan lipstick ini ke dalam 3 kelompok warna. 1. Red Lovers, para pecinta warna merah pastinya akan terpesona dengan kedua merah ini. No 01 warnanya cenderung merah ke ruby, sedangkan no 06 ada hint orange yang terang, seperti warna merah bendera. Untuk ini, saya lebih suka no 06 karena lebih ceria, no 01 itu kayanya serius banget merahnya. Keduanya punya kepekatan yang baik, dan tekstur akhir yang sama. 2. Pink Lovers. Ada dua shade yang bernuansa pink. No 02 yang jelas sekali Fuschianya, sudah pasti jadi favorite saya. Dan No 04 yang light pink, way too light for me! Agak neon juga warnanya, light tapi terang gitu deh. Pilihan yang mudah, saya pilih No 2 dong. :* 3. Peach Lovers. Errr, saya itu aslinya gak suka lipstick nude atau peach. Bukan penganut "No Make Up Look". Tapi melihat perbandingan ini, saya lebih suka no 03. No 05 itu di saya bikin saya kelihatan -aneh- ahahaha.... Terlalu kuat hint peach nya, jadi sepertinya tidak cocok di saya. Butuh cahaya yang sangat mendukung untuk dapat terlihat baik, padahal di dunia nyata kita gak bisa mengatur cahaya. Dengan memperhatikan pengkategorian yang saya buat sendiri ini, maka favorite saya adalah No 06, 02, dan 03. :*
Meskipun warnanya warna aman, saya sedikit sebal dengan kemiripan warna ini. Seharusnya warnanya lebih bervariasi. Tetapi, Wardah EMLC ini murah banget. Semua lipstick ini saya beli di sini, karena belinya borongan sekalian titipan teman-teman lainnya, jadi dapat harga grosir, Rp 49400 saja perbuahnya. Jauh lebih murah dibandingkan LT Pro Long Lasting Matte Lip Cream yang harganya hampir dua kali lipatnya. Kalau memutuskan untuk belanja online, jangan lupa lewat shopback, karena kamu bisa dapat cashback tambahan dari setiap pembelian melalui shopback. Catatan: Semua lipstick dibeli sendiri, bukan hasil endorse-an ya pemirsa. Adapun link dimana tempat belanjanya diberikan karena kita sama-sama perempuan lah, bahagia kalau bisa belanja murah :*
1 Comment
Sebelum ngereview lipstick-nya, saya mau komen dulu masalah namanya. Gileee ini lipstick namanya panjang amat. Sungguh ga efisien penyebutannya. Mau disingkat pun masih aneh Lt Pro LLMLC, Long Lasting MLC? Well, untuk urusan nama, harus dipikirin lagi nama lipstick ini biar mudah nempel di ingatan kita. Untuk review ini, kita singkat jadi LT Pro LMLC aja ya? Klaim LT Pro akan si LMLC ini adalah: LT Pro Long Lasting Matte Lip Cream merupakan pewarna bibir bertekstur ringan, tahan lama, dan mewah. Efek soft focus-nya membuat bibir tampak sehat, halus, dan bebas kerut. Kombinasi Astrocaryum Murumuru Seed Butter, chamomile, dan Vitamin E-nya menenangkan, melembabkan dan memperbaiki kulit bibir. LT Pro Long Lasting Matte Lip Cream mempercantik bibir anda dengan warna-warna memikat dan memberikan sentuhan matte yang sempurna untuk tampilan bibir halus tanpa kerut. Okay. Kenapa sih dia bisa mengklaim seperti itu? Kita coba lihat kandungan (ingredients) lipstick-nya ya. Di kemasannya, dikatakan kandungannya adalah seperti ini:
Secara garis besar, kandungannya bisa dikelompokkan sebagai berikut:
Okay, kalau memperhatikan ingredientsnya, ada beberapa yang masuk kategori low dan moderate hazzard. Maksudnya, penggunaan secara berlebihan berbahaya. Tapi, saya memilih percaya saja deh BPOM sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, lagian kan lipstick-lipstick ini bukan untuk dikonsumsi. Aamiin. Berdasarkan kandungannya (jika memperhatikan kegunaan masing-masing pada bahasan di atas), menurut saya, soft focus diperoleh akibat penggunaan silikon pada lipsticknya, demikian juga efek bebas kerut. Matte-nya diperoleh dari silica, perpaduan warna ya didapat dari kombinasi pewarnanya. Dan kelembutan, selain juga efek silikon, kombinasi vitamin E dan Seed Butter juga berperan dalam menjadikan lipstick ini sesuai dengan klaimnya. Review ini dibuat pada saat mereka baru punya 8 shades. Hiks.... Sekarang kabarnya mereka sudah punya 10 shades. Duh, tapi dua warna tambahannya masih dalam tone yang sama dengan yang dikeluarkan. Jadi, kayanya habiskan yang ada dulu baru beli lagi. Hehehehe.... (Kecuali kalau ada yang mau ngasih gratisan ya saya ga nolak dong!) Kalau untuk warna, saya mencoba mengelompokkannya menjadi begini: 1. Red Lovers: no 01 dan no 08. Kalau kamu suka warna merah yang lebih kuat warna merahnya, pilih no 01. No 08 punya hint orange, jadi warnanya seperti merah bata. Antara no 01 dan no 08, saya lebih suka no 01. Benar-benar merah, MERDEKA! 2. Pink Lovers: no 02, no 04, no 05, dan no 07. Cukup banyak varian pink dari lipstick ini. Kalau fuschia lovers, pilih no 02. Light pink, pilih no 05 (no 05 ini juga tidak terlalu opaque, benar-benar paling light dari semuanya). Nah, no 04 dan no 07 ini mirip dan dua-duanya bagus. Susah banget milih mana yang paling favorit dari kedua ini. No 04 itu lebih mendekati warna bibir pink nya, sedangkan no 07 juga masih dekat warna bibir tapi lebih gelap. Pink yang gak norak kalo saya bilang. Susah bener ya mendeskripsikannya. Hahaha.... Tadinya waktu belum punya no 04, favorit ini no 07. Tapi pas datang no 04, sepertinya saya suka keduanya :D Agak sulit memisahkan mana yang jadi favorit di lini ini. 02 pasti, apapun yang mendekati Lime Crime Pink Velvet saya pasti saya suka. Hehehe.... dan waktu butuh kalem, kayanya 04 dan 07 akan saling bergantian digunakan. 3. Peach Lovers: no 3 dan no 6. No 3 ini sebenarnya gak saya rekomendasikan. Dia super duper light, bikin kita kaya orang sakit kalau ngga dicampur sama warna lain pas menggunakannya. Lebih saya sarankan pilih no 6, karena warnanya lebih keluar. Kedelapan warna LT Pro LMLC ini termasuk warna aman untuk digunakan, tetapi karena terlalu aman, malah jadi mirip-mirip semua warnanya. Jadi punya lipstick numpuk-numpuk dengan warna yang sama (salah sendiri dibeli semua). Hiks.... Seharusnya mereka hadir dengan range yang lebih luas, ada ungu, orange, atau warna dekoratif seperti hitam, biru, apalah (siapa yang mau pakai warna begitu, Fa?) Hehehe....
Lipstick ini diklaim memiliki tekstur ringan, tahan lama dan mewah. Untuk ringan, beneran lipstick ini emang ringan banget. Sama sekali ga berasa kalau lagi pakai lipstick. Untuk tahan lama, sayangnya tidak selama yang saya harapkan. Sudah pasti harus bawa lipstick untuk touch up, setelah 4 jam bagian dalam lipstick akan lebih dulu habis. Kecuali kalau kamu puasa ya, awet aja kalau puasa sih. Re-apply nya juga gak bikin lipstick terlihat bertumpuk-tumpuk. Mewah? Lipstick yang mewah itu kaya apa sih? Kemasannya menurut saya biasa-biasa aja sih. Tidak terkesan mewah, apalagi tutup silvernya itu, jejak jari tangan bertebaran di situ. Hanya saja kemasannya yang berbentuk kotak kaca itu memang berkesan exclusive dan memudahkan kita melihat warna dan isi lipsticknya. Jadi, sepertinya saya hanya sepakat pada teksturnya yang memang sangat ringan. Klaim selanjutnya adalah melembutkan. Iya, lipstick ini gak membuat bibir saya jadi kering. Tidak ada serpihan bibir, kecuali kalau emang awalnya bibir saya sedang dalam kondisi tidak sehat. Dia tidak bisa meningkatkan kondisi bibir, tapi tidak memperparah. Efek plump (bebas kerut) kurang saya rasakan sih. Atau emang saya yang ga perhatian ya? Di foto kayanya bagus-bagus saja. Hahaha.... Dan klaim terakhir adalah Matte. YES, it is MATTE, lebih baik dari NYX SMLC, atau bahkan Purbasari Matte Lipstick, buat saya ini lebih baik dari kedua itu. Tapi juga bukan yang Dead Matte seperti Wardah Exclusive Matte Lip Cream. Tapi cukup untuk membuat saya tidak melirik NYX SMLC lagi, mengingat ini bisa jadi kompetitornya yang gak kalah cakep, dan tentu saja buatan Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi coba yang mau berbangga hati menggunakan produk-produk buatan Indonesia? Saya memang ngga mengikuti trend liquid matte lip cream local lainnya, karenanya saya nggak bisa membandingkan bagaimana dibandingkan MICA, DISSY, dan lain-lain. Waktu memutuskan membeli lipstick, saya bakalan cari quick review tentang "Top Five", dan karena banyak beauty blogger yang menempatkan ini dalam peringkat 1, ya ngga perlu buang-buang energi untuk mencoba semua lipsticknya, kan? :* :* :* Semua lipstick ini saya beli di sini, karena belinya borongan sekalian titipan teman-teman lainnya, jadi dapat harga grosir, 81rb rupiah saja perbuahnya. Dan, kalau memutuskan untuk belanja online, jangan lupa lewat shopback, karena kamu bisa dapat cashback tambahan dari setiap pembelian melalui shopback. Catatan: Semua lipstick dibeli sendiri, bukan hasil endorse-an ya pemirsa. Adapun link dimana tempat belanjanya diberikan karena kita sama-sama perempuan lah, bahagia kalau bisa belanja murah :* Holla.... Nulis ini gara-gara ditanyain, sejak kapan suka pakai lipstik? Sebenarnya pakai lipstik sih sudah sejak kuliah DIV, dulu nyari yang warnanya paling dekat dengan bibir. Cuma punya 1, dan repurchase warna yang sama sampai 3x. Prestasi. Hahaha.... Saya bukan orang yang perduli pada make up (awalnya). dulu mikir, ga akan mau buang-buang waktu buat make up. Masih banyak hal lain yang penting dilakukan. Dan gak asyik banget kan kalau lagi hang out sama temen-temen, trus kamu ijin ke toilet karena khawatir maskara kamu luntur? Zzzz, lebay. -dulu sih mikirnya gitu- Sampai suatu ketika nerima undangan teman kerja. Seperti biasanya, dateng ya dateng aja. Pakai baju yang cukup pantas, dan seadanya. Just like an ordinary me. Tiba-tiba, melihat sekeliling, kok saya kaya orang yang gak menghargai yang ngundang ya? Bwahahahahaha.... ga ada persiapan khusus sama sekali? Dari situ mulai berpikir, okay, belajar make up ga akan bikin sakit jantung kali ya? Dan seperti saya biasanya, ketika memutuskan untuk mengenal sesuatu, riset dulu sampai bosan karena kebanyakan teori. Mwahahahaha.... Setahun pertama belajar make up, always keluar rumah dengan make up lengkap, dan itu ribet ya saudara-saudara. Lamaaaa.... seperti prediksi saya di awal. Paling engga, 30 menit sudah paling cepat buat daily routines -> serum, pelembab, foundie, bedak, eye makeup, sedikit shading, lipstik, bla bla bla.... Sometimes, it ends up too much! Itu bedanya newbie ama professional. :P Makin ke sini makin kenal dong karakter muka kita. Mana yang jadi kekuatan dari muka, yang akan ditonjolkan pada saat make up, dan mana yang akan disembunyikan. Hihihi.... make up itu adalah bagian dari art, ilusi, untuk menilai perempuan cakep apa engga, jangan pas dia lagi pake make up. (Wahai para ganteng, ini pesan Ibu entah nomer berapa untuk kalian) Setelah sekian lama, bagian dari wajah yang mendapatkan fokus lebih dari saya adalah mata, dan bibir. Kulit saya meski ngga bagus-bagus amat, relatif tidak terlalu bermasalah. Jerawat sesekali ada, kalo di zoom ini foto pasti ketemu juga. Saya tahu alis saya ga simetris, kiri dan kanan beda tebalnya (nanti pas sudah ditebalkan akan kelihatan), bibir saya kalau senyum cenderung nggak simetris, dan hidung yang entah kenapa sepertinya selalu mendominasi setiap foto. Hahahaha.... Tapi biarlah, toh ga bahas corrective make up kan? Kita hanya akan bicara soal lipstik. Alasan saya lebih suka warna-warna bold untuk lipstik, ya biar make up nya kelihatan. Di kamus saya tuh gak ada no make up look. Hihihi.... cape-cape pake make up dengan tujuan kamu ga keliatan pake make up? Apaan sih, nampak ga masuk akal. The best no make up look is no wearing make up at all. (Tapi belakangan saya mengakui, susah lho no make up look itu, bwahahahaha, lebih gampang bikin warna-warni yang seru, daripada netral tapi tidak membosankan). Selain itu, juga untuk -terlihat dewasa- hihihi.... lihat kan itu wajah tanpa make up. Seriusan, di kantor, di mana-mana, selalu dianggap anak kecil. Mungkin karena saya keras kepala sih sebenarnya, bukan karena penampakan, toh sekarang udah gendut. Meski ini terdengar konyol, menggunakan bold lipstik buat saya efeknya membuat saya merasa lebih dewasa, kadang lebih tua malah. Ini saya perlukan supaya gak grogi kalau harus ngajar orang-orang yang usianya jauh lebih tua. Gak percaya? Coba lihat foto berikut ini. Kelihatan ga bedanya? Entah kenapa, kalau lagi pakai lipstik merah kesannya lebih tegas. Jadi kapan saya pakai lipstik merah? Biasanya kalau harus ngajar/harus bicara di depan umum. Ya ini mah sugesti sih, mau apaan juga warna lipstiknya, toh konten yang dibicarakan sama, orang yang ngomong juga sama. Huehehehe.... Lipstik pink itu buat saya jadi daily lipstik. Bisa memberikan kesan cerah pada wajah secara instan. Hehehehe.... lebih playful juga kelihatannya, makanya lebih suka pakai warna ini buat sehari-hari. Sebenarnya lagi, saya suka banget sama Lime Crime Pink Velvet, sudah repurchase ke-4 kalinya, pertama kalinya saya ngabisin lipstik lagi sejak jaman kuliah dulu. Tapi makin lama harganya makin mahal. Harga nya tetap sih, tapi nilai tukar rupiah kita yang bikin di Indonesia jatuhnya mahal. Dan bersyukurlah lipstik Indonesia sudah ada yang super matte begini. Meski masih kalah dibandingkan Lime Crime, saya sudah cukup bahagia. Jadi kalau harus tampil nude, warna apa yang jadi pilihan saya?
Jadi, kenapa harus pakai lipstik? Saya pakai lipstik (sebagaimana juga bagian dari make up lainnya), bukan untuk menyenangkan orang lain. Tapi lebih ke membangun mood saya sendiri. Dengan begitu banyak orang yang harus dihadapi, karakter yang berbeda, selalu menuntut saya untuk mampu beradaptasi. Menggunakan lipstik yang berbeda, jadi semacam self healing supaya saya gak bosan. When life gets boring: add some colors! - Alfa, 2016
Dalam dua tahun terakhir entah berapa banyak tas wanita yang pernah (dan masih) singgah di saya. This is too much, I know. Tapi, tas kulit ini juga bagian dari investasi sih. Sebagian besar di antaranya masih bisa dijual di harga yang bagus, tidak terlalu jauh dari harga belinya. -menghela nafas- Padahal, sebenarnya berapa tas sih yang saya perlukan? Postingan ini saya buat untuk mengingatkan saya akan tas-tas itu. Di kategori Laptop Bag, ini kesayangan saya. Kulitnya kulit pabrikan, tidak mudah tergores, lembut juga. Jauh lebih ringan dari pendahulunya yang menggunakan kulit pull up buffing. Modelnya juga bisa untuk acara formal, tapi masih oke untuk acara casual. Hmm, kayanya di kategori laptop bag ini bisa dilepas satu. Alternatifnya adalah WH012-nya Abekani. Sayangnya, WH012 ngga dilapisi busa untuk keamanan laptopnya. Ini yang bikin laptop saya penyok di bagian ujung kanan.
Clutch saya juga gak cuma satu, hiks.... Ini yang paling bungsu. Ada yang embossed croco merah, coklat muda yang simple, dan dengan sling juga warna merah. Ada double merah, tapi tidak bisa memutuskan mau yang mana yang dilepas.... arrrggghhhh.... tidak ada yang akan keluar dari kategori ini. Sigh.... Clutch Berliano ini unik karena kulitnya di-embossed motif batik khas Indonesia. Berliano sendiri mengklaim sebagai pelopor di kulit embossed Batik, well.... sebenernya sudah ada Barra Leather yang lebih dulu. Hanya saja, harganya masih terbilang tinggi dibandingkan pesaing-pesaingnya.
Kalau dipikir-pikir lagi, segini aja juga udah cukup sih. Warnanya juga warna favorit saya, materialnya kulit asli, sudah pasti tahan lama dan berkelas. Lalu mengapa harus punya begitu banyak? Mengapa? Mengapa?
Entahlah. Selalu saja ada alasan. Perbedaan warna, perbedaan jenis kulit, dan perbedaan ukuran, biasanya ini alasan saya. Kalau model, saya kadang gak terlalu perduli. Ada beberapa tas yang sama modelnya, hanya berbeda warna/ukuran. Kalau ada jenis kulit yang saya belum punya, biasanya jadi pemicu/alasan untuk memilikinya, Kalau sudah suka, pasti akan punya beberapa dari lini (brand/jenis kulit) yang sama. Saat ini, saya sedang menginginkan Baguette Bag hitam sebagai tas pesta. What? Masih pengen? Hiks, begitulah. Jadi sebenarnya, lima tas saja juga sudah cukup. Dalam hal ini, carry all bag (tas laptop saya), casual bag (si flo merah), evening party bag (ini yang lagi ditungguin, si baguette bag), backpack (belum memutuskan mana yang akan jadi favorit), mini sling bag (ini juga masih harus semedi dulu). Lalu yang lainnya mau diapakan? Disimpan baik-baik, digunakan, dirawat, buat diwarisin ke calon mantu. Sepertinya ini alasan yang cukup masuk akal. Waktu pertama kali 'kenalan' sama tas kulit, saya 'blog walking' ke banyak situs yang menjelaskan istilah-istilah yang sebenarnya asing bagi saya saat itu. Hingga tiba di suatu situs yang isinya adalah publikasi kerjasama USAID dengan Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia, judul publikasinya adalah: "Profil Spesifikasi Kulit Tersamak Indonesia" dan bisa diunduh secara gratis di sini. Dari Publikasi itu, dikatakan bahwa berbagai macam kulit hewan baik sapi, kerbau, kambing dan domba pada dasarnya dapat dibuat menjadi kulit-kulit di bawah ini.
Nah, untuk sampai ke tahap 'kulit jadi', kulit itu mengalami proses penyamakan yang cukup panjang. Lengkapnya baca di publikasinya aja yaaa.... tapi ini beberapa hal yang menurut saya sering dibicarakan di antara pengrajin kulit.
Lalu, yang mana yang harus saya beli? Mana yang paling baik? Sebenarnya, ini kembali ke masalah selera. Ekspektasi Anda terhadap tas kulit apa? Sebagian orang berharap tasnya itu mulus, bercahaya, dan kurang bisa menerima kenyataan bahwa kulit asli itu memiliki 'karakter' bawaan dari si sapinya. Untuk yang suka seperti ini, sebenarnya saran saya pilih yang embossed patent leather. Embossed nya digunakan untuk memperbaiki tekstur kulit setelah diamplas (buffing), dan patent nya pemberian lapisan akrilik supaya tas nya tetap shiny. Sayangnya, lapisan akrilik ini membuat permukaan tas kulit seperti kulit sintetis. Saya sendiri menyukai jenis kulit pull up, karena lebih lentur, dan karakter kulit aslinya tuh masih terbawa. Masalah karakter ini, ini salah satu sumber referensi yang saya gunakan. Bahwa mungkin saja tas kulit Anda itu memiliki karakter seperti di bawah ini. Semoga postingan ini bisa membantu pada saat berburu tas kulit impian. Cheers.
Keingintahuan mengenai perbedaan istilah-istilah ini sebenarnya dimulai gara-gara si Ganteng 1. Ketika sedang membungkus sebuah -pouch- untuk kado gurunya, dia berujar, "Guruku seumur hidup ngga perlu beli dompet lagi, karena tiap kenaikan kelas Ibu kasihnya dompet terus!" Sambil senyum, saya jelaskan "Ini pouch, Nak. Bukan dompet!" "Menurutku sama saja...." katanya lagi. Yang saya jawab dengan gelengan kepala, tapi, apa bedanya sih? :D Sejauh ini yang saya pahami adalah:
Nah, jadi sampai saat ini, menurut pemahaman saya, itulah perbedaan mereka :)
Sebagai mama-mama modis (modal diskon), kayanya ga lucu aja kalau harus keluar ratusan ribu buat nyuci tas, yang belinya juga 'cuma' ratusan ribu. Mending beli baru, iya gak sih?
Tapi saya memutuskan untuk menghormati Mas Koko dengan pesan nyelekitnya "Dirawat Mbak punya tas itu...." waktu ngeliat M****x Abe putih saya yang dekil <~ padahal bukan saya yg make lho :( itu pan 2nd. Huhuhu.... Suatu ketika, saya berhasil mendapatkan WH012 Abekani - Havana titipan teman kampus. Dan, saya jejerin sama WH012 lama saya. Masyaallah, mereka bagaikan Ade Juwita dan Dewi Sandra *halah* Saya pun membesarkan hati, "Kece kok tas gw kata orang2 ini kulitnya udah mateng" padahal dekil. Browsing2.... lah, masa laundry tas 200rb? Noooo.... Dan nyasar ke sini: http://elegantbohemian.blogspot.co.id/…/can-you-really-mach… Okeh.... let's give it a try. Keluarin dulu semua koinan, kertas2, dan segala macem isian tas. 1. Detergent. Selain situs di atas saya nemu yg rekomendasiin pake detergent buat nyuci baju bayi. Tapi saya ga punya bayi. Jadi, samber apa yang ada saja. Saya pakai Rinso Matic cair :D 2. Air, pakai batas minimal saja. 3. Mode mencuci, pakai quick wash. Kalau gak ada, ini tuh yg paling cepat aja berapa. Kisaran 3 menitan lah.... 4. Giling deh. Dan gak usah tahan nafas. 3 menit itu lama! Nikmati saja perasaan harap-harap cemas itu. 5. Waktu bunyi bip bip, keringkan air. Lihatlah tasmu! Basah kan? -yaiyalah- hehehe, ya udah, dikeringkan saja. Pilih mode paling gentle (untuk cbag saya ga merekomendasikan ini. Base cbag tidak setebal wh012 ternyata. Jadi basenya keriting setelah dicuci, tapi bisa disetrika sih) 6. Kata orang2 tas kulit kalo dicuci jadi kering dan kaku. Terus inget kalo base dari tas tas ini adalah kertas tebal, saya takut nyuci lama-lama. Ide gila berikutnya adalah Molto Ultra White Musk Sekali Bilas. :P 7. Ulangi lagi proses giling, dan pengeringan. 8. Keringkan tapi jangan kena sinar matahari langsung. Butuh 2 hari untuk benar-benar kering. 9. End result? - complete clean, inside out - tas saya jadi lebih lembut <~ ini gara-gara molto kayanya - agak sedikit keriting (base cbag) <~ ini saya setrika - sudut-sudut yang menghitam jadi bersih lagi - warna tas gak berubah ternyata, tetap gelap - daleman tas jadi wangi.... - cbagil saya tetap bau! Hahahaha.... Meski hasilnya memuaskan, saya gak akan mengulangi ini sering-sering. Gak akan nyoba di suede/nubuck. Demikian laporan hasil percobaan saya. Do it with your own risk. Kalo ragu, bisa nyoba di bagtag. Masih ragu juga, berbagi rejekilah sama ahlinya.... pergi ke professional laundry :* |
Perempuan?Iya lho, saya itu perempuan. Jadi ya cukup deh manggil Bapak Alfatihah Reno-nya. Baiklah, page ini saya buat untuk menunjukkan bahwa saya itu perempuan. Archives
August 2016
Categories |