Holla.... Nulis ini gara-gara ditanyain, sejak kapan suka pakai lipstik? Sebenarnya pakai lipstik sih sudah sejak kuliah DIV, dulu nyari yang warnanya paling dekat dengan bibir. Cuma punya 1, dan repurchase warna yang sama sampai 3x. Prestasi. Hahaha.... Saya bukan orang yang perduli pada make up (awalnya). dulu mikir, ga akan mau buang-buang waktu buat make up. Masih banyak hal lain yang penting dilakukan. Dan gak asyik banget kan kalau lagi hang out sama temen-temen, trus kamu ijin ke toilet karena khawatir maskara kamu luntur? Zzzz, lebay. -dulu sih mikirnya gitu- Sampai suatu ketika nerima undangan teman kerja. Seperti biasanya, dateng ya dateng aja. Pakai baju yang cukup pantas, dan seadanya. Just like an ordinary me. Tiba-tiba, melihat sekeliling, kok saya kaya orang yang gak menghargai yang ngundang ya? Bwahahahahaha.... ga ada persiapan khusus sama sekali? Dari situ mulai berpikir, okay, belajar make up ga akan bikin sakit jantung kali ya? Dan seperti saya biasanya, ketika memutuskan untuk mengenal sesuatu, riset dulu sampai bosan karena kebanyakan teori. Mwahahahaha.... Setahun pertama belajar make up, always keluar rumah dengan make up lengkap, dan itu ribet ya saudara-saudara. Lamaaaa.... seperti prediksi saya di awal. Paling engga, 30 menit sudah paling cepat buat daily routines -> serum, pelembab, foundie, bedak, eye makeup, sedikit shading, lipstik, bla bla bla.... Sometimes, it ends up too much! Itu bedanya newbie ama professional. :P Makin ke sini makin kenal dong karakter muka kita. Mana yang jadi kekuatan dari muka, yang akan ditonjolkan pada saat make up, dan mana yang akan disembunyikan. Hihihi.... make up itu adalah bagian dari art, ilusi, untuk menilai perempuan cakep apa engga, jangan pas dia lagi pake make up. (Wahai para ganteng, ini pesan Ibu entah nomer berapa untuk kalian) Setelah sekian lama, bagian dari wajah yang mendapatkan fokus lebih dari saya adalah mata, dan bibir. Kulit saya meski ngga bagus-bagus amat, relatif tidak terlalu bermasalah. Jerawat sesekali ada, kalo di zoom ini foto pasti ketemu juga. Saya tahu alis saya ga simetris, kiri dan kanan beda tebalnya (nanti pas sudah ditebalkan akan kelihatan), bibir saya kalau senyum cenderung nggak simetris, dan hidung yang entah kenapa sepertinya selalu mendominasi setiap foto. Hahahaha.... Tapi biarlah, toh ga bahas corrective make up kan? Kita hanya akan bicara soal lipstik. Alasan saya lebih suka warna-warna bold untuk lipstik, ya biar make up nya kelihatan. Di kamus saya tuh gak ada no make up look. Hihihi.... cape-cape pake make up dengan tujuan kamu ga keliatan pake make up? Apaan sih, nampak ga masuk akal. The best no make up look is no wearing make up at all. (Tapi belakangan saya mengakui, susah lho no make up look itu, bwahahahaha, lebih gampang bikin warna-warni yang seru, daripada netral tapi tidak membosankan). Selain itu, juga untuk -terlihat dewasa- hihihi.... lihat kan itu wajah tanpa make up. Seriusan, di kantor, di mana-mana, selalu dianggap anak kecil. Mungkin karena saya keras kepala sih sebenarnya, bukan karena penampakan, toh sekarang udah gendut. Meski ini terdengar konyol, menggunakan bold lipstik buat saya efeknya membuat saya merasa lebih dewasa, kadang lebih tua malah. Ini saya perlukan supaya gak grogi kalau harus ngajar orang-orang yang usianya jauh lebih tua. Gak percaya? Coba lihat foto berikut ini. Kelihatan ga bedanya? Entah kenapa, kalau lagi pakai lipstik merah kesannya lebih tegas. Jadi kapan saya pakai lipstik merah? Biasanya kalau harus ngajar/harus bicara di depan umum. Ya ini mah sugesti sih, mau apaan juga warna lipstiknya, toh konten yang dibicarakan sama, orang yang ngomong juga sama. Huehehehe.... Lipstik pink itu buat saya jadi daily lipstik. Bisa memberikan kesan cerah pada wajah secara instan. Hehehehe.... lebih playful juga kelihatannya, makanya lebih suka pakai warna ini buat sehari-hari. Sebenarnya lagi, saya suka banget sama Lime Crime Pink Velvet, sudah repurchase ke-4 kalinya, pertama kalinya saya ngabisin lipstik lagi sejak jaman kuliah dulu. Tapi makin lama harganya makin mahal. Harga nya tetap sih, tapi nilai tukar rupiah kita yang bikin di Indonesia jatuhnya mahal. Dan bersyukurlah lipstik Indonesia sudah ada yang super matte begini. Meski masih kalah dibandingkan Lime Crime, saya sudah cukup bahagia. Jadi kalau harus tampil nude, warna apa yang jadi pilihan saya?
Jadi, kenapa harus pakai lipstik? Saya pakai lipstik (sebagaimana juga bagian dari make up lainnya), bukan untuk menyenangkan orang lain. Tapi lebih ke membangun mood saya sendiri. Dengan begitu banyak orang yang harus dihadapi, karakter yang berbeda, selalu menuntut saya untuk mampu beradaptasi. Menggunakan lipstik yang berbeda, jadi semacam self healing supaya saya gak bosan. When life gets boring: add some colors! - Alfa, 2016
0 Comments
Leave a Reply. |
Perempuan?Iya lho, saya itu perempuan. Jadi ya cukup deh manggil Bapak Alfatihah Reno-nya. Baiklah, page ini saya buat untuk menunjukkan bahwa saya itu perempuan. Archives
August 2016
Categories |