Di depan gelas-gelas kopi kita kukatakan padamu, Dad
"Aku tak ingin berjodoh dengan seniman" Ketika kau tanya mengapa, kujawab sekenanya "Takut anak-anakku gak bisa makan" Dan kau pun tertawa (meski mungkin pedih) Tahukah, Dad, mungkin caramu yang salah Ketika ada anak muda hendak berguru begini harusnya jawabnya: "Saya sangat selektif dalam memilih murid!" Pasang tarif, jangan terima-terima saja Ini era digital, Dad. Jumlah follower itu penting Paling mudah membayar orang-orang Yang sudah jelas memiliki penggemar Bahasa gaulnya: meng-endorse mereka yang potential reach-nya tinggi Numpang keren boleh dong, asal sanggup bayarnya Maka sekarang hidup seniman tak lagi susah, Dad Tuliskanlah satu atau dua bait puisi Beri nomer dan catatan kaki Lalu kirimkan padanya, yang namanya tak boleh disebut Harganya sepuluh juta! Wow.... Buat gaya sendiri, meski gaya-gayaan Tebarkan rupiah, agar ada yang mengikuti Buat rekor sendiri, berikan gelar pada diri sendiri Biarkan banyak yang menghujat, agar pejwan di google search, Daddy tahu apa itu pejwan? Bukan, bukan page-nya si Iwan, jangan GR Berpengaruh itu penting, Dad Supaya ada yang bisa dituliskan di daftar riwayat hidup Satu di antara 33 yang berpengaruh Pengaruh baik atau pengaruh buruk? Siapa perduli, tetap pengaruh, kan? Maka di sisa terakhir kopi di cangkirku ini, Dad Kukatakan padamu, sekali lagi Beradaptasilah dengan masa Kenalilah, cara robot-robot bekerja Karena sekarang, uang yang bicara Oh ya, Dad, tidak perlu repot-repot share ini Kuberitahu lagi, profilku protected Hanya orang-orang keren yang bisa baca ini Dan tak ada nama disebut di sini, tak ada NB, tak ada catatan kaki Adakah yang dapat menawar imajinasi? Titip salam untuk Oom Saut esok pagi Mungkin polisi-polisi itu datang jauh-jauh dari Jakarta Hanya ingin berburu Abekani Soalnya dapatnya susah sekali, Goodnight, Dad, terimakasih untuk waktunya
0 Comments
Leave a Reply. |
AboutAda banyak cara untuk menyampaikan rasa. Ini cara Alfa! Archives
August 2017
Categories
All
|