Hari ini saya dapat share-an tiga message berantai tentang Pokemon Go (PG).
Satunya, isinya bahwa PG adalah game yang merupakan bagian dari pekerjaan intelijen asing. Lainnya, bahwa game ini adalah bagian dari tipuan Iblis yang melalaikan. Satu tanpa nama, duanya dengan mencatut dua nama tokoh pendidikan bergelar di Indonesia. Satu sudah bisa dikonfirmasi itu fake, satunya masih menunggu balasan email/menemukan cara lain untuk mengkonfirmasi bahwa itu real/fake. Baca kedua tulisan itu hati saya sedih. Sungguhkah ini Professor yang menulis? Tata bahasanya, alur logika berpikirnya, keyakinan saya orang yang nulis telah menulis tentang hal yang tidak mereka ketahui sepenuhnya. Mengapa anak-anak tidak boleh bermain Pokemon Go sendirian? Bukan ide bagus membiarkan anak-anak berkeliaran sendirian membawa-bawa handphone. Tentunya, harga handphone-nya gak seberapa dibandingkan nyawanya. Oke, ini adalah contoh kasus anak-anak diperbolehkan membawa 'benda berharga" yang berujung ke kematian. Saya dulu sempat mengikuti beritanya, karena korban adalah tetangganya teman saya. Saya sempat marah sekali waktu anak bungsu saya, si Ganteng 2, keliaran sepedaan, sebelah tangan megang Handphone dan sebelahnya lagi stang sepeda, dan dia minta gak minta izin! Lipet tangan, tungguin depan pintu. Sudah kebayang gimana marahnya? Gak ada ceritanya di bagian safety riding, diperbolehkan berkendaraan sambil mengoperasikan ponsel. Dua alasan di atas, cukup bagi saya untuk menyadarkan si anak bahaya permainan Pokemon Go, jika dia mengabaikan faktor keamanan! Dan alasan ini jauh lebih mudah untuk dijelaskan dan diterimanya, daripada suatu cerita tentang teori konspirasi operasi intelijen yang saya gak bisa memberikan bukti/faktanya. Suami saya memilih cara lain. Mempelajari game-nya. Apa bahayanya, dan semua cerita seputaran PG. Akhirnya, keputusan yang dia ambil adalah "mendampingi anak ketika bermain", Yup, kami bersama-sama memainkannya. :) Ada beberapa point yang akan saya kritisi dari pesan yang beredar. 1. Ketika bermain kamera harus selalu on: ini ga benar. Cuma, kalau ga on ya gak dapet sensasi Augmented Reality-nya. Lagian, si Pokemon ga berinteraksi dengan sekitarnya kok, dia cuma bergerak semaunya. 2. Game memancarkan sinar yang berbahaya: ini ga benar. Kejadian ini ada diserial TV Pokemon, cerita lengkapnya ada di sini: https://en.wikipedia.org/wiki/Denn%C5%8D_Senshi_Porygon 3. Game ini membahayakan keamanan negara: ehm. Apa kabar Google Streetview, Google Maps, Waze, Foursquare, Facebook Location? 4. Harus bergerak tak beraturan saat memainkannya, kadang loncat, kadang berlari: engga. Mainnya ga seseru iklannya. :D Anda hanya harus memastikan berada dalam radius tertentu dari si Pokemon, tidak harus dekat (lagian GPS juga gak selamanya akurat), untuk bisa menangkapnya. 5. Semua bahaya yang melekat pada dampak penggunaan Handphone secara berlebihan, ada di game ini, kan maininnya lewat HP: True. SMS-an sambil nyetir/jalan aja bahaya, ya ini juga sama aja. Jadi, kenapa Anak Anda tidak boleh bermain Pokemon Go? Kalau nanti suatu saat Anda ditanya oleh Anak Anda, tolong jangan jawab "Ini adalah konspirasi asing untuk menaklukan Indonesia!". Cukup jelaskan bahayanya bermain HP sambil berjalan/berkendara. Serta ingatkan waktu yang dihabiskan untuk bermain, apakah dia sudah menyelesaikan kewajibannya? Karena kata Fatih Unru di sini: https://youtu.be/VPUvi5GDO9E bermain adalah pekerjaan anak-anak. Hihihihi....
0 Comments
Leave a Reply. |
AboutKerjaannya Alfa kalau lagi kurang kerjaan. Archives
August 2016
Categories
All
|