Foto ini diambil bulan Maret 2015. Dengan tas abekani pertama saya. Cbag mini nallow. Jaman masih polos, dapet 1 lepas 1. Gaya. Sebulan nunggu, untuk dapat tas pertama. Sebelumnya, berhasil punya lw002 merah, dua card holder, dan sudah bikin plat. Persiapan menjadi Abekanian, hahaha....
Barusan saya habis sensus tas Abekani saya. Apa saja yang pernah didapatkan. Dalam kurun waktu 9 bulan, saya berhasil mengumpulkan 47 tas, 10 dompet, 3 pouch, 2 inner lurik, 2 clutch, 6 passport holder, 4 lanyard, bagtag warna-warni, sleeve semua ukuran, iketan kabel setengah lusin, 2 card holder, semoga ga ada yang kelewat. Dan sejauh ini cuma sukses melepas 14 tas, 7 dompet, 1 pouch, 1 passport holder. Suweeerr, saya sudah berusaha berbagi. Hihihi.... Satu-satunya yang memungkinkan itu semua terjadi adalah TEMAN. Ada yang sampai sekarang ketemu pun belum pernah, tapi kalau saya punya wishlist diingat betul. Kata dia, budi baik dibalas dengan budi baik juga. Hehehe.... Apakah saya hanya mengoleksi Abekani? Tidak. Jumlah dari pengrajin lain juga gak sedikit. Apa yang masih bikin betah mantengin Abekani? Suka sama filosofinya. Berusaha menjadikan tas kulit itu terjangkau dari sisi harga. Hasil riset saya terhadap 4 pengrajin di Jogja, pengrajin lain terpaksa harus 'muter otak' untuk bersaing masalah harga dengan Abekani. Dan, beberapa di antaranya mengakui, bahwa ikut merasakan 'rejeki limpahan Abekani'. Salah seorang pengrajin dengan jujur mengakui, "Mbak kan dari BPS, berapa jumlah penduduk perempuan usia produktif? Berapa yang melek internet? Berapa yang sudah bisa dipenuhi permintaannya oleh Abekani? Pasar masih luas.... Abekani tetap harus didukung untuk meningkatkan kualitas, karena dukungan terhadap Abekani meningkatkan animo terhadap buatan pengrajin lain juga, utamanya yang tidak sabar mendapatkan Abekani." Kejujuran yang manis. Jadi, kalau pengrajin sudah menyadari posisinya masing-masing, kenapa kita yang ribut? Terus terang saya takjub juga diceramahin soal potensi pasar menggunakan statistik oleh pengrajin. Well, we speak the same language. Hehehe.... Ketika diskusi harga IWAPA saya kembali menyimpan takjub dalam hati. Prediksi saya itu bakal > 300 rb, pakai patokan dasar harga LW008 + LW003. Dan ketika ketemu harga 280rb, Mba Tunjung minta maaf karena kemahalan. Padahal, to be honest, mau ditaruh harga 400rb pun saya yakin ada yang beli, karena itu Abekani lhoooo.... Saya tetap mengagumi, ownernya itu kalau mau bisa saja pasang harga ajaib, tapi tidak dilakukan. Dan saya memahami, sedih yang disimpan ketika melihat produknya dijual dengan harga yang ajaib. Namun, perilaku beberapa orang menjadikan Abekani seakan tidak lagi membumi. Bahwa setiap Abekani adalah rare, tidak bisa dipungkiri. Saya bercanda bundling pearl vio sama blek krupuk aja ada yang gak pakai lihat foto langsung book dan confirm (maafkan saya ya mbak, it just for fun, actually). Di satu sisi saya melihat betapa makin mengerikannya Abekanian. Dan di saat itulah saya malah makin menyimpan erat-erat semua koleksi. Makin pelit. Hiks.... Ketika ada issue itu limited, wishlist mewarnai beberapa group local leather. Padahal, Abekani mana sih yang gak limited? Tentu saja saya diam-diam berdoa, semoga IWAPA hanya ada darkbrown dan havana saja. Kalau ditawarin warna lain, saya takut khilaf. Bukannya membantu Abekanian, malah sibuk menimbun untuk diri sendiri. Sebentar lagi 2016. Resolusi saya adalah sebisa mungkin ikut rebutan, sampai dapat satu saja. Hihihi.... ga seru rasanya kalau absen dari acara rebutan. Dulu-dulu saya realistis, lebih dari 100 ga ikut komen, sekarang-sekarang udah 500 juga tetap komen. Hahaha.... siapa tahu tiba-tiba jadi antrian, kaya Emersonia (yang cuma bisa nyengir karena ga ikutan komen). It was fun.... sampai semua hal perkara tas jadi status. Seperti curhat ini juga, yes. Kaya orang bener aja ya? Wkwkwkwk.... semoga di 2016 saya juga bisa lebih jaga mulut dan jempol. 2015 ada banyak moment yang saya failed, hehehe.... Salim buat mbak Tunjung and mas Adi. Saya tetap tidak bisa menolak Abekani, karena mengagumi filosofinya. Walaupun jujur, sampai saat ini gak berani mereview Abekani. Salah ngomong saya yang dibully Abekanian, hihihi.... terus nyampe deh, ke Sumatera sampai Indonesia Timur gossipnya, bahkan sekarang sudah go international. Uhuy.... Barisan Abekanian seperti pasukan perang yang berbaris rapat, sampai kalau mengundang teman harus berpesan, hati-hati. Pasar Abekani sudah kuat. Semoga bertambah luas dan semakin kuat. Akan ada pasukan yang berguguran, tapi tiap hari nambah Abekanian baru. Sejak jadi admin, secara umum jadi tahu berapa yang left, berapa yang di add perharinya, dan bisa bilang sejauh ini pertumbuhannya masih positif. Mari kita bantu menjaga kondisinya seperti itu, dengan mengurangi perselisihan di dalam komentar Meski kadang sebel dengan pertanyaan yang itu lagi itu lagi, tetap sabar. Kalau ga bisa sabar, mending ga usah dijawab dan dikomenin. Nunggu baterai sabarnya recharge dulu Karena Abekanian ikut berperan dalam membangun citra Abekani itu sendiri. *imho Yuk, berhenti baper. Atau setidaknya, mengurangi. Supaya tim Abekani bisa fokus ke meningkatkan produksi dan meningkatkan kualitasnya. #salamgagalinsyaf #iwapa #yesimabekanian #abekani #abekanijogja Sambil dengerin Izinkan Aku Menyayangimu - Iwan Fals, biar kekinian kaya Mba Ruri, ada theme song nya.
3 Comments
|
AboutKerjaannya Alfa kalau lagi kurang kerjaan. Archives
August 2016
Categories
All
|